Selasa, Agustus 24, 2010

Orang Kedua

Oleh: Fariha Ilyas





“Kau kehilangan pukulanmu, kita harus menemukannya, di sebuah tempat dalam harmoni dari semua itu, atau dari sebelumnya, atau dari yang akan terjadi” (Bagger Vance)

Saat Rannulph Junuh harus menemukan kembali kehebatannya dalam bermain golf, tiba-tiba saja datang seseorang yang bersedia menjadi caddy-nya. Orang itulah yang mengantar Rannulph Junuh memenangkan turnamen. Dan yang terpenting adalah yang membuat Rannulph Junuh mendapatkan lagi kepercayaan dirinya yang hilang karena trauma di medan perang. Caddy misterius itulah yang bernama Bagger Vance.

Dalam hidup ini kadangkala atau bahkan sangat sering kita kehilangan semangat, harapan, fokus dan cita-cita. Banyak hal yang memupuskan harapan-harapan itu, sangat banyak. Namun dalam setiap kegelisahan, kebingungan, keputusasaan, pencarian, akan datang kepada kita seseorang yang menunjukkan arah, tujuan, fokus dan kekuatan kita yang sirna. Saat Raden Sahid atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Kalijaga gelisah dengan kondisi rakyat kecil waktu itu, ia mulai mencari-cari hakikat kehidupan ini, dalam pencarian itulah muncul Sunan Bonang yang membimbingnya. Juga kisah tentang Brahmana Lohgawe yang menaklukkan kenakalan Ken Arok. Raden Ngabehi Ronggowarsito, Pujangga Keraton Surakarta yang terakhir juga pernah mengalami masa-masa sulit dalam perjalanan hidupnya, pencariannya, namun Ki Tanujaya dengan sabar membimbingnya hingga ia menemukan hakikat dirinya. Mungkin hal yang sama terjadi antara Soekarno muda dan H.O.S. Tjokroaminoto. Ya, mereka itulah, Bagger Vance, Sunan Bonang, Brahmana Lohgawe, ki Tanujoyo, H.O.S Tjokroaminoto, adalah orang-orang yang menunjukkan jalan bagi mereka yang sedang mencari, menjadi dirinya sendiri.

Kau, aku, dan banyak orang lain tentu juga mempunyai “orang kedua”, yang menjembatani antara rasa ingin tahu kita dengan kebenaran, antara kebingungan kita dengan kepastian, antara keragu-raguan kita dengan keyakinan, antara kita dan dzat Tuhan, atau apapun yang belum mampu kita pahami pada suatu waktu.

Orang-orang itu datang di waktu dan tempat yang tidak dapat kita duga. Siapapun dia, dialah yang tanpa kita sadari telah menuntun kita ke arah yang kita tuju. Ia pembangkit semangat yang punah, pemicu harapan yang terkubur lelah. Orang kedua adalah penasihat agung yang merupakan anugerah tak ternilai dalam kehidupan kita.

Sebenarnya orang kedua inilah wujud dari pertolongan Tuhan, bimbingan Tuhan. Orang kedua ini pun pada hakikatnya tidak harus berwujud manusia, bukan hanya orang. Bisa saja penasihat agung itu adalah pikiran kita sendiri, saat kita benar-benar memohon petunjuk kepada Sang Maha Penunjuk. Pikiran yang telah di bukakan oleh Sang Maha Pembuka Pikiran adalah penasihat agung yang dikirimkan kepada kita. Saat kiat tak mampu memahami setiap untai kalimatNya yang kadang terlampau sulit kita mengerti.

Musa telah diangkat sebagai murid oleh Khidir, namun samudera ilmu terlampau luas untuk diarungi bahtera fahamnya yang kecil. Khidir hanya membimbingnya, Musa harus berlayar sendiri.


Orang kedua tak selamanya menemani kita. Ia akan pergi, pasti akan pergi. Namun demikian kehadiran orang kedua adalah sebuah titik di mana kita harus mencari sebuah kesadaran diri. Kapankah sang gru spiritual agung itu menemui kita? Khidir, Batara Lohgawe, Bagger Vance, Sunan Bonang, Ki Tanujoyo, pasti akan datang, dengan bermanifestasi dalam berbagai bentuk dan rupa. Sadarkah kita?

Rumi pun tertimpa kesedihan yang sangat, saat harus berpisah dengan Tabriz, sang guru spiritual. Diwan Syams Tabriz adalah teriakan sunyi Rumi untuk sang guru. Jerit kerinduan, dan kerinduan itu adalah abadi.

Suatu hari. Saat kita sadar kenapa kita berada dalam keadaan kita saat itu, kita akan sadar siapa orang kedua itu. Dan dengan segera rindu akan menghujam jantung. Karena orang kedua takkan berlama-lama menemani kita. Ia akan pergi, entah ke mana.

“Hanya kau, bola, bendera dan kemampuanmu, cari dengan tanganmu! Jangan pikirkan! Rasakan! Kau sedang melihatnya Junuh, hanya kau dan bola” (Bagger Vance)

(Malam Bising, 24 Mei 2010)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya