Selasa, Agustus 24, 2010

Hidup Tak Seindah Bunga-Bunga

Oleh: Fariha Ilyas


Lama sekali rasanya menantikan saat-saat yang tidak kita inginkan, dan waktu seperti berlari saat seseorang menanti sebuah harap niscaya.

Betapa relatifnya waktu....


Perasaan senang bisa saja muncul saat seseorang berada di suatu tempat, namun pada saat yang sama mungkin saja orang lain justru dirundung duka karena berada di tempat itu.

Betapa relatifnya ruang.....


Hidup tak seindah bunga-bunga yang terhampar, bermekaran menebar aroma surgawi. Hidup seperti padang duri-duri, sakit sekali saat langkah ini terayun. Seseorang mungkin akan mencoba memaksa diri untuk berkata bahwa hidup ini indah, namun selaksa kenyataan tak ayal telah membuatnya berlumur perih dan bermandi kelelahan...


Dalam hidup yang seperti apakah kita harus menilai kehidupan? Atau sebenarnya kehidupan tidak perlu dinilai? Hanya untuk dijalani saja? Entah. Apakah hidup yang tidak diperiksa memang tidak layak untuk dijalani seperti kata Sokarates? Lagi-lagi entah.

Pagi ini saat beberapa orang mungkin sedang berbahagia, jiwaku sedang dicengkeram kesakitan.

Betapa relatifnya hidup....


Untuk beberapa saat nanti hidup masih akan terus berlanjut, tanpa kuketahui tapal batasnya. Di tapal batas itu kumengerti dengan pasti bahwa maut telah siap menghadang. Memutus kekerabatan dan menghancurkan kebahagiaan, meruntuhkan istana, membangun pusara-pusara.

Betapa niscayanya kematian....

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya