Rabu, Januari 14, 2015

Cerita Hujan

 Seperti suara snare, di atap. Rapat.

..... dan sruputan kopi panas membawaku kembali dari perjalan ulang-alik dari satu realitas ke realitas lain pada sore di awal tahun ini.
..... sebuah buku catatan terbuka di atas meja, di samping asbak. Di lembar-lembarnya liku-liku. Pada setiap kata adalah laku yang telah lalu. Ialah autobiografiku yang pasti akan membuatmu tertawa jika membacanya. Autobiografi yang dianggap konyol olehku sendiri. “kok bisa-bisanya ya?”, begitu gumamku sambil menahan tawa diri.
..... tidak mudah menerima diri sendiri. Orang sulit menikahi dirinya sendiri, diri yang berlapis-lapis ini. Diri yang sering sulit dipilah mana yang inti dan mana yang sekadar variasi.
..... untunglah ada catatan itu, yang membuat diri bisa dibaca dalam bahasa indonesia. Hahaha. Sungguh lucu sebuah diary. Di sana aku menjadi tokoh utama, pusat dunia. Dunia yang selalu versi.
..... dan begitulah pekerjaanku kala hujan sore begitu ritmis dan sering menghipnotis.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya