Oleh: Fariha Ilyas
Ingatkah kau dengan musim itu? Saat kau berjanji kepada seseorang? Atau saat seseorang berjanji kepadamu tentang sesuatu di musim berikutnya?
Masihkan ada kenangan musim itu di kepalamu? Jika banyak sekali peristiwa yang tumpang-tindih mengubur sebuah janji, jika musim silih berganti tanpa kesan apapun yang sempat tercerap.
Berapa musim yang terlewat dengan janji-janji yang dilupakan itu? Berapa kali musim hanya diam namun terus saja tiba tanpa pernah mempertimbangkan sikap siapa saja. Tanpa peduli kepada siapa saja yang tak mengacuhkannya dan tak mengacuhkan janjinya sendiri.
Musim mendengar janjimu, janjinya. Dan ia selalu tiba karena ia patuh kepada aturan penguasa musim, sedang kau dan dia hanya patuh kepada aturan ciptaan sendiri. Akupun demikian.
(Sore biasa, 13 juni 2010)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya