Senin, Agustus 23, 2010

Kupu-Kupu Kata-Kata #2

Oleh: Fariha Ilyas



Suatu Ketika di Blora:

"Melakukan perjalanan berarti mempertemukan imajinasi dengan realitas" (Samuel Johnson)

Dalam kehidupan kita ada saat-saat yang membuat kita merindukan hal-hal yang sekian lama kita lalui dan hampir terlupakan. Hal-hal itu adalah mungkin adalah hal-hal yang menyenangkan, membahagiakan, menyedihkan atau bahkan menyakitkan. Tapi toh semua itu adalah bagian dari hidup kita,yang membentuk pengalaman di dalam pikiran kita.

Suatu hari aku melakukan perjalanan ke Blora,untuk menghadiri acara 1000 hari wafatnya penulis terkemuka kita, Pramoedya Ananta Toer. Perjalanan menuju kota itu memakan waktu sekitar 4 jam.Jalan yang buruk antara Solo-Grobogan membuat penat cepat menyerang. Tapi akhirnya kulewati juga rute yang cukup menyiksa itu dan kota Purwodadi pun kami lalui. Kebetulan temanku punya bapak angkat di Blora, kami pun singgah untuk sillaturrahmi karena temanku sudah lama tidak berkunjung. Kami memasuki sebuah desa yang mayoritas bangunan rumahnya tersusun dari kayu, seperti kebanyakan rumah yang kami temui sepanjang jalan di wilayah purwodadi. Dan rumah bapak angkat kawanku adalah sebuah rumah yang tersusun dari papan kayu jati, berlantai keramik putih, rumah yang artistik dan tertata rapi. Di depan rumah tergantung sebuah kentongan yang berukuran cukup besar, sebuah alat yang dulu berfungsi sebagai alarm di desa-desa. Sang bapak angkat yang seorang purnawirawan TNI menyambut kami dengan ramah dan kami pun terlibat dalam berbagai topik pembicaraan.

Tak berapa lama kemudian waktu sholat dzuhur tiba ditandai oleh adzan yang berkumandang dari masjid yang terletak di seberang jalan tepat di depan rumah yang kami singgahi. Aku pun bergegas menuju masjid dan mengambil air wudhu. Setelah itu kumasuki masjid yang sepertinya sudah berusia tua itu. Lantai semennya sudah banyak yang mengelupas, namun nampaknya itu tak menjadi masalah. Siang itu masjid sangat ramai karena memang masjid itu satu kompleks dengan madrasah Ibtidaiyah. Anak-anak kecil memenuhi masjid yang memiliki 4 tiang penyangga utama.

Suasana itu mengingatkanku pada masjid di samping rumah Mbah Kyai Siddiq. Di masjid itulah dulu kuhabiskan beberapa waktu masa kecilku. Saat itu aku masih SD dan mengikuti sekolah Diniyah. Sekolah Diniyah dilangsungkan siang hari sepulang sekolah hingga sore. Banyak sekali kenangan waktu itu. Banyak teman-teman yang masih kuingat. Meskipun tak dapat kuceritakan satu persatu namun ada beberapa hal yang cukup “penting” hehe….untuk itu marilah kita biarkan kupu-kupu kata-kata terbang semaunya……

Bolos : Dulu, entah kenapa beberapa kali aku tidak ikut ujian pelajaran sore di sekolah diniyah itu, aku memilih bermain di luar, aku masih ingat suatu hari aku duduk saja di luar musholla sambil memutar-mutar ban sepeda di saat teman-teman yang lain sedang ujian hehe….

Baju Koko Ungu : Dulu, seragam sekolah diniyahku adalah baju koko berwarna ungu, setiap hari sabtu dan minggu wajib hukumnya untuk berseragam, sekarang aku kuliah di fakultas yang kebetulan identik dengan warna ungu…hehehe….

Mbak Nurul dan Sandal Bata : Nah lo, ini dia yang tak pernah terlewatkan dalam hidupku, wanita! Seingatku dulu, mbak nurul masuk sekolah diniyah langsung di kelas 4 (karena udah pinter mungkin ya?atau sudah tua?hehe..) pertama kali kulihat mbak nurul adalah saat aku dan Hudi (temenku) sedang berada di atas pohon jambu di depan rumah Hudi. Saat itu mbak Rina (tetanggaku, teman kakakku, dia sekolah diniyah juga..) berjalan sambil menuntun sepedanya bersama seorang wanita seusianya, aku tak ingat waktu itu mbak Rina memakai baju warna apa, tapi aku ingat Mbak Nurul memakai kaos lengan panjang garis-garis merah hitam! (daya ingatku ternyata pilih-pilih juga ya dalam mengingat sesuatu.hehe….) sejak saat itulah aku mulai mengamati wanita yang bernama lengkap Nurul Hidayati itu. Yang agak tidak wajar adalah beberapa waktu kemudian aku ngotot membeli pensil yang berwarna merah hitam!! Persis warna kaosnya mbak Nurul!!! Hehe….

Nah….lambat laun popularitas mbak nurul semakin meningkat, ya biasalah, wanita cantik itu sering menimbulkan fitnah (hihihi...) suatu ketika mbak Nurul digodain oleh beberapa cowok nakal gitu deehh…..sandalnya mbak Nurul disembunyiin gituuu…..akhirnya mbak Nurul pulang hanya dengan satu sandal deehhh….lalu apa yang terjadi? Takdir…takdir memang tak bisa ditolak, pahlawan juga hanya bisa dilahirkan oleh takdir, kawan....hhhmmm…aku yang menemukan sandalnya!! Hehe..akhirnya sore itu juga sandal mbak Nurul kuantar ke rumahnya yang berjarak 2 kilometer dari rumahku, sore itu hujan, namun demi sandal, eh, demi apa ya?? Entahlah! Pokoknya sandal itu kuantar ke pemiliknya yang sah….sandar itu adalah sandal bening dengan label “Bata”. Sekarang entah di mana pemilik sandal bening itu dan bagaimana kabarnya…aku tak tahu….

"Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya". (Jejak Langkah, Pramoedya Ananta Toer, hlm. 32)


Untuk Kawan-Kawanku : Entah kenapa kadangkala aku takut jika suatu hari nanti aku harus mengirimkan Kupu-Kupu Kata-Kata untuk menyentuh kalian semua. Aku yakin kalian adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Tuhan untukku,untuk kutemui dalam perjalanan hidup ini. Membicarakan sebenarnya berapa besar kemungkinan kita untuk hidup sezaman seperti sekarang adalah perbuatan gila. Kita seperti kafilah di gurun pasir, kita singgah lalu pergi, dan yang mengikat kita sekarang adalah waktu. Jika waktu semena-mena melepaskan ikatan ini satu-persatu maka kita akan terpisah dan kehilangan satu sama lain. Mengharap pertemuan di kehidupan mendatang adalah sebuah tanda tanya yang terlalu sulit untuk kita jawab sendiri. Aku tak mengerti semua ini.

"Kehidupan lebih nyata daripada pendapat siapa pun tentang kenyataan". (Anak Semua Bangsa, Pramoedya Ananta Toer, hlm. 199)

Sekarang biarkan kupu-kupu ini terbang lagi, kemudian kita tunggu di mana ia akan hinggap.....

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya