Minggu, Agustus 22, 2010

Gemerisik Dedaunan (2)



Matahari sudah meninggalkan gurun Sahara. Udara dingin datang tiba-tiba. Mencekam. Sahara yang panas bagaikan api menyengat di siang hari, berganti menjadi sahara yang dingin menggigilkan di waktu malam.

Sore itu aku melewati Irafog, sebuah perkampungan miskin orang-orang negro. Penghuni kampung datang mengerumuniku. Di antara mereka kulihat Kada, seorang pengemis tua yang amat kurus badannya. Kada kelihatan menggigil kedinginan. Tetapi dia diam, tidak bicara dan minta apa-apa.

Hatiku terketuk oleh sorot mata Kada. Aku merasa satu dari dua selimutku harus kulepaskan dan kuberikan padanya. Namun pikiranku berkata, lebih baik menghangatkan diri dalam selimut tebal di Sahara yang dingin di waktu malam, daripada membagi kehangatan dengan Kada yang kedinginan.

Kada kutinggalkan. Tanpa sebuah selimut pun kuberikan. Tetapi sepanjang jalan menuju ke perkemahan, hatiku selalu diganggu pertanyaan, kenapa Kada tak kau beri sebuah selimutmu? Aku resah. Malam tiba, udara belum seberapa dinginnya. Aku hanya memakai selembar selimut, karena yang selembar lainnya tetap terlipat rapi di sisiku.

Orang mungkin takkan percaya, tapi demikianlah kisah yang kualami. Malam itu aku bermimpi. Suatu mimpi yang mengerikan. Kulihat sebuah karang besar bergerak, mendekat persis di atas kepalaku. Perlahan-lahan karang itu menghimpitku. Sebentar lagi aku pasti mati.

Di tengah sakratul maut ini, tiba-tiba kulihat Kada, pengemis tua itu, menggigil kedinginan dihadapanku. Aku merasa, sebelum mati, aku harus berbuat suatu kebaikan. Aku ingin member Kada sebuah selimut, yang tak kupakai dan tetap terlipat rapi di sisiku.

Aku mau meraih selimut itu. Tetapi himpitan karang besar itu tak memungkinkanku untuk melakukan tindakan itu. Betapa sedih dan menyesal aku. Aku tak mempunyai kesempatan lagi untuk melepaskan kedinginan Kada. Ketika aku terbangun, mimpi itu seakan menyadarkanku, janganlah menunda kebaiakan yang sebelumnya dapat dan harus kau lakukan.

(Kisah Carlo Carletto selama di Sahara yang terangkum dalam Letters From The Desert)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya