Kata-kata itu sebenarnya tidak mempunyai makna untuk menjelaskan perasaan. Manusia boleh membentuk seribu kata-kata, seribu bahasa. Tapi kata-kata bukan bukti unggulnya perasaan.
(Anonim)
Kupu-kupuku berputar-putar suatu siang, saat itu aku sedang.....sedang apa yaa?? hhmm, biarlah kupu-kupu hinggap sesuka hatinya......
Cerita ini berawal ketika mataku menatap jam dinding tua di tembok masjid, masjid kampungku sendiri. Jam dinding itu sebenarnya hanya jam dinding biasa, sama seperti jam dinding yang setiap hari kita temui. Namun jam dinding itu seakan memaksaku untuk kembali mengingat sesuatu. Dan tiba-tiba seakan jarum jam itu berputar terbalik, seiring pikiranku yang mulai mencari-cari sekeping dua keping peristiwa masa lalu….
Jam dinding itu sudah lama sekali terpasang di tembok, entah kapan pertama kali ia bercokol di atas lengkung cekungan ruang imam. Jam dinding itu sering kutatap ketika aku termakan oleh rasa bosan untuk terus mengaji, atau yang lebih sering lagi ketika rasa kantuk menyergapku tanpa ampun di hari jum’at. Rasanya jarum jam dinding itu bergerak sangat lambat ketika khatib menyampaikan khutbahnya.
Detik-detik berjalan lambat. Namun demikian tanpa kusadari apa yang ada di sekitarku telah banyak berubah. Banyak yang tak seperti dulu. Di depan masjid dulu ada sebatang pohon beringin pendek yang kerap dijadikan tempat bersembunyi dalam permainan petak umpet. Di bawahnya ada tanaman-tanaman kecil yang dipagari beton berbentuk pohon yang tergeletak. Saat malam hari raya, tak jarang di pohon beringin itu ditancapkan sebatang obor yang terbuat dari batang bambu. Sekarang pohon beringin itu tak ada lagi.
Detik berikutnya adalah secuil ingatan tentang pohon mangga di sebelah selatan masjid. Pohon mangga yang lurus dan tinggi serta selalu berbuah lebat saat musim buah mangga tiba itu kini telah tiada. Demikian pula dengan rumpun pohon pisang di depan masjid, sekarang tak bersisa. Ada yang menarik tentang rumpun pohon pisang itu. Suatu ketika digelar pertunjukan wayang kulit di rumah salah seorang warga yang terletak di samping masjid. Malam itu selain mendapat hiburan gratis, ternyata juga merupakan malam datangnya musibah bagi beberapa orang karena tangan-tangan pencopet juga tak ingin kalah aksi dengan tangan dalang yang sedang memainkan wayangnya. Keesokan paginya di rumpun pohon pisang itulah ditemukan beberapa dompet yang diduga milik korban pencopetan. Si pencopet membuangnya setelah “membersihkan” isi dompet-dompet tersebut.
Detik berikutnya tentang “Berjanji” atau lebih tepatnya "Barzanji", begitulah kira-kira anak-anak kampung menyebutnya. Itu adalah istilah untuk ritual membaca sebuah kitab tentang sejarah kenabian dengan cengkok atau lagu yang khas. Istilah itu merujuk kepada pengarang kitab tersebut yaitu Syeikh Jafair Al Barzanji.Kitab Al barzanji itu sendiri sebenarnya adalah kitab Ilqd al-Jawahir (Kalung Permata). Hmm soal kitab-kitab udah dulu. hehe....
Detik berikutnya adalah dua lembar triplek pembatas antara tempat sholat laki-laki dan tempat sholat perempuan. Triplek itu dipaku pada kerangka kayu, dengan maksud agar mudah digeser atau dipindah. Karena ada celah di antara triplek dengan lantai, maka tak jarang anak-anak kecil (termasuk aku) mengintip ke tempat sholat perempuan, prosesi mengintip itu dilakukan ketika sujud dalam sholat. Entah kenapa anak kecil suka berbuat hal-hal yang tidak penting. Hihihi…..
Detik berikutnya adalah tentang kubah masjid yang berkilau karena terbuat dari stainless steel. Aku masih ingat hari ketika kubah itu dipasang.Sore itu aku mengamatinya dari depan rumahku yan memang dekat dengan masjid. Kubah masjid itu sekarang masih diam di tempatnya seperti dulu.....
"Wal 'ashr. Innal insaana la fii khusr. Illal ladziina aamanuu wa 'amilush shaalihaati wa tawaashau bil haqqi wa tawaashau bish shabr"(Al-'Ashr 1-3)
Tiba-tiba gerak jarum jam dinding itu terhenti, lalu dengan pasti ia bergerak seperti sediakala aku tersadar dan kupu-kupuku telah terbang entah ke mana, mungkin ia sedang menyusuri lorong waktu yang penuh kristal....
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya