Oleh: Fariha Ilyas
Di panggung ini, di panggung yang tak gemerlap ini
Kita pernah mencoba menari
Kakiku, kakimu, tanganku, tanganmu
Tubuhku, tubuhmu, lekat satu
Kita mondar-mandir keliling panggung
Dalam indahnya gerakan kaki menghentak
Dan kedua tangan kita yang gemulai
Yang diam-diam menunjuk hidung sang ilahi
Tahukah mereka, bahwa kita tak hanya sedang menari?
Kita tak hanya sedang mempertontonkan keindahan gerak
Tahukan mereka bahwa kita sedang mengirim isyarat?
Kita berkoar, berteriak, tentang padunya hati kita
Mereka, penonton itu, hanya suka
Pada gerak gemulai kita
Tak ada yang mengerti kenapa
Kita terus saja menari
Setelah jauh mereka pergi
Panggung sepi, hanya tinggal kita berdua
Kelelahan, nyaris roboh
Aku memelukmu, memegang tanganmu
Kugerakkan pelan
Tanganmu lemas
Tapi di tengah segalanya
Di titik terendah, tersunyi itu
Kita tetap menari
Lemas, lemah, tak ada hentak-hentak
Tak ada lagi musik pengiring
Tak ada lagi apa-apa
Tak juga kita
Hanya tarian
Pelan
Jauh di keramaian sana
Riuh rendah orang bicara
Jelas, bukan tentang kita
Atau
Tarian
Atau
Kita yang tak ada
(Dini hari. Surakarta 6 Januari 2012)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya