Oleh: Fariha Ilyas
Salahkan jika aku mencintai sastra?
Salahkan jika aku senang berdansa dengan aksara?
Salahkah jika aku tak mampu hidup ideal seperti apa yang aku tulis?
Apakah sebuah karya harus dihubung-hubungkan dengan moralitas penciptanya?
Aku sendiri adalah orang yang kasar dan jahat
Karena jahat, aku mengerti betapa berharganya kebaikan
Seperti seorang yang lapar menilai segenggam nasi
Aku tak ingin menjadikan sastra sebagai alat mencapai tujuan-tujuan pragmatis
Karena bagiku sastra adalah wahana katarsis
Jika ada yang menganggap aku perayu, maka tuduhlah sastraku
Tapi ia bisa menjadi apa saja, dari perayu hingga pencabik pikirmu
Terserahlah kau pandang sebagai apa sastraku
Aku pun hanya penikmat karya-karya mu
Karena kau pun suka mencipta, sepertiku
Kalau sastraku manis, kecuplah ia
Jangan bunuh aku
(Surakarta, 26 November 2011)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya