Oleh: Fariha Ilyas
Sehelai bendera koyak-koyak
Berkibar lincah di ujung tiang bambu
Seorang tua berdiri dengan sikap hormat penuh
Ia seorang mantan prajurit, katanya sendiri
Konon ia menjadi gila setelah ia dipecat
Karena dituduh bekhianat pada negeri
Itulah tragedi hidupnya, juga konon katanya
Ia bercerita tempo hari di warung kopi
Siang terik, matahari memanggang apa saja
Setelah cangkulnya ia lepaskan dari genggaman
Ia pergi ke tanah kosong tempat berdirinya tiang bendera bambu
Ia menghormat kepada bendera lusuh itu
Entah apa isi kepalanya
Karena ia mantan prajurit?
Karena ia cinta negeri?
Sepertinya tidak, bukan
Karena bendera itu bukan bendera negeri ini
Bendera itu hanyalah sepotong kain lusuh dan koyak
Aku hanya menebak saja
Mungkin itu bekas kain istrinya
Karena toh orang bebas menghormati
Dan menghargai apa saja
Yang memang punya nilai istimewa
Dalam hati sanubarinya
Hari-hari selanjutnya
Ia masih saja menghormat
Seperti biasa
Di sela-sela sibuk kerjanya
Walau kain itu
Telah kulepas
Kucuri
Untuk mengerti
Apakah ia waras
Atau gila
Sepertiku
(Malam. Surakarta, 8 Januari 2012)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya