Senin, Januari 23, 2012

Apa yang Dipikirkan oleh Peziarah Malam Ini?

Oleh: Fariha Ilyas

- Apa yang dipikirkan oleh peziarah malam ini?

+ Pikiranku kepada sesuatu yang tak kupahami membuatku tetap terjaga, kulewatkan malam tanpa rasa, selain gundah yang memantik api neraka..

- Semoga kedamaian menyertaimu, ucapkanlah sepatah kata perpisahan kepada malam yang kau lewati dengan segudang pertanyaanmu...

+ Berikan sepatah katamu, untuk kujadikan pengganti lidahku yang kelu karena rindu kepada cinta yang lama sekali memunggungiku, cinta yang hilang dalam hasutan malam...

- Apalah arti ucapku kepada malam yang kau musuhi? jika kau sendiri tak pernah bernyali untuk mengatakan isi hatimu kepada sang penguasa malam...

+ Kau tak pernah tahu seberapa kuat belenggu ini mencegahku untuk bergerak, atau sekedar menggunakan lisanku, namun cinta membuatku mampu menahan siksaan ini, entah sampai kapan, aku tak pernah yakin..

- Aku pun telah lama mengarungi masa pedih dengan linangan air mata yang tak kunjung mengering hingga habis batas kesabaranku, namun semuanya akan berlalu dalam gulungan waktu yang perkasa, yang membawa obat untuk luka-lukaku..

+ Jika benar apa yang kau katakan, akan kuucapkan selamat tinggal pada malam panjang yang lenyap digeser pagi yang pasti. Juga kepada cinta yang pada akhirnya benar-benar menghancurkan..

- Jangan salahkan cinta, jika ia hanya kau jadikan bunga di saat-saat berkabungmu pagi ini, biarkan saja ia tumbuh di tempat yang semestinya. Jangan kau pisahkan rembulan dari malam, atau mawar dari duri-durinya...

+ Aku tidak setuju dengan mereka yang memuja cinta, hingga aku mencicipi kepahitan dan kemanisannya..

- Jangan kau masuki golongan orang yang enggan bersandar kepada pohon kebesaran, di mana setiap jiwa berteduh dan sejenak mati dari rasa...

+ Mungkin ini adalah akhir dari ziarahku ke tempat-tempat suci yang tak kukenali, dan kuucapkan salam perpisahan kepadamu, kawan yang selalu muncul dalam sendiriku, yang memaksaku menjadi abadi...

- Kuterima salam darimu dengan segenap perasaan iba atas sikapmu yang keras kepala, dan kuiringi langkah-langkahmu dengan taburan do'a yang tak akan putus hingga ayunan langkahmu yang terakhir kau jatuhkan di tempat yang selalu datang dalam mimpi-mimpi...

(Surakarta, 27 Desember 2011)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya