Senin, Januari 23, 2012

Kucing-kucing dan Melodi Malam Sepi

Oleh: Fariha Ilyas


"Rainy night scene" by Zerotwospirited


Lampu-lampu kuning dan kota yang sepi malam ini

Di gang-gang tak ada orang

Kota yang pulas dalam selimutnya yang melelapkan

Kota yang selalu kuakrabi waktu malam


Dalam langkah-langkah biasa

Sampailah aku di ujung salah satu gang

Dengan duduk bersandar pada tembok tua itu

Ia meniupkan melodi-melodi malam


Ia kawanku, kawan yang tak kukenal

Namun seringkali mengakrabiku

Dengan melodi-melodi malam sepi

Yang bicara sendiri dengan liukan nada-nadanya


Seekor kucing melintas di depanku

Entah ke mana ia akan pergi

Tak nampak lagi setelah melompat di balik pot-pot tanaman

Yang tertata di halaman sebuah rumah


Melodi-melodi malam berganti

Ia makin lama makin panjang

Makin meliuk suram

Melengkapi kuningnya kota


Kawan yang tak kukenal semakin asyik saja rupanya

Menabur nada-nada dalam sendirinya

Tak peduli aku ada atau berlalu

Ia tetap senang meniup lagu sendu


Aku melangkah berbalik arah, menuju jalan besar

Diiringi melodi malam yang lamat-lamat terdengar

Melambari langkahku dengan cerita yang tersembunyi

Yang hanya sang peniup harmonika yang mengerti


Seekor kucing melintas di depanku

Entah ke mana ia akan pergi

Ia bukan kucing yang tadi

Aku tak ingin memikirkannya lagi


Tapi seekor kucing melintas lagi

Dengan mata yang berkilat

Berjalan pelan

Entah ke mana


Lalu seekor lagi melintas

Seekor lagi

Seekor lagi

Banyak sekali


Apakah ini mimpi?

Ke mana kucing-kucing itu pergi?

Di malam dingin dan sepi begini

Bagiku yang sok tahu tentang pikiran kucing

Lebih baik tidur mendengkur hingga pagi


Tapi kucing-kucing juga punya agenda sendiri

Sepertiku juga barangkali

Yang selalu senang menyusuri malam

Yang membius kota setelah hujan


Barangkali kucing-kucing itu

Sedang membuat pesta

Atau semacam pertemuan penting

Yang membahas soal-soal hidup mereka


Ah, aku hanya berhayal tentang kucing-kucing kota


Melodi malam semakin lirih

Walau masih mengiris perih


Kucing-kucing kota

Lampu kuning

Aku

Kawan yang tak kukenal

Harmonika

Nada-nada

Aku terbius selimut malam

Di kota sepi

Setelah hujan

Kesadaranku tinggal separuh

Selebihnya

Hanya hayal

Membangun kenyataan yang tak utuh



(Malam. Surakarta, 8 Januari 2012)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya