Oleh: Fariha Ilyas
Entah apa yang dibawa Desember pada dunia. Entah kenapa Desember selalu saja tiba di sini dengan murung, malu-malu, dan sedikit basah. Tak seperti di belahan bumi utara bahwa desember adalah “Bulan Suci”. Disini Desember tak menyandang status apa-apa. Sama saja dengan Januari, Februari, hingga November.
Desember sesungguhnya tak pernah ada tanpa kita. Desember adalah ciptaan kita sendiri. Dan parahnya, Desember sepertinya membuat kita sendiri lupa bahwa hidup tak pernah terulang lagi, ia terus maju tanpa pernah mau kembali. Ya, Desember selalu datang lagi seperti kemarin-kemarin, seperti Januari, Februari, hingga November.
Kenapa kita selalu terkurung dalam lingkaran. Lambang siklus, katanya. Aku setuju jika itu dimaknai sebagai nalar berpikir bahwa segalanya akan kembali ke asal. Tapi aku ingin membantah jika lingkaran itu pada akhirnya terlampau membuai kita akan kenangan, kemenangan, yang selalu akan kembali. Karena itulah kita memperingati hari kelahiran kita pada bulan tertentu, mulai Januari hingga Desember.
Untunglah ada tahun. Ia hanya angka sebenarnya. Namun ia mampu membuat kita sedikit waspada terhadap siklus yang melenakan itu, sampai hari ini setidaknya angka masih belum buntu dan harus kembali ke hitungan awal lagi.
Aku membayangkan jika tak ada Desember. Seperti juga tak ada Januari, Februari, hingga November. Bagaimana jika hari, bulan, dan tahun kita tulis saja dengan angka seluruhnya?
Barangkali hari ini bisa diberi kode: 10-12-2011.
Bukan itu maksudku, angka 10 juga bagian dari garis yang melingkar, yang akan kembali ke angka 1 jika ia telah sampai pada hitungan 29, 30, atau 31. Angka 12 juga akan kembali ke angka 1. Hanya 2011 yang masih akan terus maju lebih jauh untuk menjadi penanda waktu yang "terasa" lebih panjang: tahun.
Bagaimana jika hari ini diberi kode: 8276, atau sesuai dengan lama hari hidup kita saja?
Barangkali tak ada yang berulang tahun di bulan Desember. Seperti tak ada yang berulang tahun pada bulan Januari, Februari, hingga November.
Tapi dengan memberi kode itu, kita akan sulit mengatur janji dengan teman, kolega, atau kekasih. Untuk itulah ada senin hingga minggu. Januari hingga Desember.
Desember ada karena kita, karena keterbatasan kita.
(Dini hari, 11 Desember 2011)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya