Senin, Januari 23, 2012

Biasanya

Oleh: Fariha Ilyas

Sekar............

Biasanya malam seperti ini masih sempat bagi kita untuk bercanda, dengan pesan singkat yang sering-sering didominasi pesanku yang ternyata tak singkat. Entah apa yang membuat kita betah melakukan rutinitas itu, sejak dulu.

Biasanya canda itu bercampur angan-angan yang jauh, yang kita sendiri tak yakin tentangnya. Tapi itulah cara kita bermimpi sebelum kita benar-benar tidur dan benar-benar bermimpi. Itulah kita, aku menduga bahwa itu terjadi karena kita telah lama sadar akan bermacam ketakutan yang diam-diam hidup di dalam hati kita. Ketakutan itu, kau tahu, hanya akan surut dan terasa hilang jika kita bermimpi.

Sekar.............

Biasanya sebelum canda dalam pesan-pesan singkat yang tak singkat itu, kita tak pernah merasa bosan menyusuri kota. Ya, kota ini indah sempurna, karena kita tak pernah benar-benar melihatnya dengan pikiran penuh. Kita melihatnya sambil sekali-sekali melongok ke masa depan yang tak kita ketahui. Kita gemar mengintip masa depan itu disela canda kita yang berhamburan di jalan-jalan.

Sekar..............

Biasanya sebelum kita menyusuri kota, kita melepas senja berdua di sawah yang kita klaim sebagai milik kita. Entah apa yang kau pikirkan saat itu, aku tak pernah tahu dengan pasti. Namun aku selalu dalam keadaan sadar waktu, kuabadikan momen itu dalam bingkai besar yang terukir ornamen-ornamen cinta yang telah menjadi klasik. Tak semua kubingkai, hanya yang paling indah saja. Aku ingin mengenang keindahan tak bercacat, karena hidupku sudah penuh kekurangan dan ketidak-sempurnaan. Aku mendamba kesempurnaan itu seperti umat yang mendamba sorga.

Sekar...............

Biasanya setelah menulis segala rasa, aku akan tidur.

Biasanya sambil memejamkan mata aku akan ingat banyak hal.

Biasanya saat-saat seperti itu aku merasa benar-benar hidup

Biasanya, biasanya, biasanya...........

Sudah!

(Dini hari. Surakarta, 7 Desember 2011)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya