Selasa, Oktober 07, 2014

Sebuah Cerita tentang Sore

Hey, sekarang aku tak lagi mampu banyak bercerita. Mungkin akan menjadi selamanya.

Sekarang kurasa giliranmu. Jangan hanya menangis sendu. Aku tak apa. Ini tak sakit. Jika dulu aku merasa ini sungguh sakit, aku telah terbiasa sekarang. Selain itu, tak lagi cukup tenaga untuk mengerang. Aku terlatih mengabaikan semua ini.

Sudahlah, tak perlu takut tentang sesuatu yang mungkin. Toh sedari awal kita sudah hidup dalam kemungkinan-kemungkinan yang tak pernah ada putusnya. Hingga saat ini. Nafas kita setelah ini juga hanyalah sebuah kemungkinan. Iya, kan?

Ingin kudengar darimu cerita kita, terserah yang mana. Kamu pilih saja salah satu sore yang pernah kita lewati dulu. Tentu kamu masih mengingatnya beberapa. Pilih yang ada kereta api di sana, tanda perjalanan. Juga tentang anak-anak yang bermain layang-layang, tanda keceriaan. Aku ingin sekali sore yang itu. Ada beberapa, kan? Aku ingin suatu perjalanan yang penuh keceriaan.

Hey, kenapa kamu diam? Kamu takut sendirian? atau kamu sedang memikirkanku yang akan menjadi sendirian?

Kamu mesti tahu, beberapa waktu ini aku belajar mengingat. Aku mencoba mengingat tempat yang menjadi tempatku sebelum ini. Gelap sekali. Ingatanku tentang tempat itu yang gelap. Aku kesulitan sekali mengingat kegelapan. Sedang ingatan selalu penuh bentuk, warna, gerak, juga bunyi. Sedang tempat itu gelap dan tanpa bunyi. Senyap, gelap dan kosong.

Hhmm, meski aku tak bisa mengingatnya, tapi merasa tahu dan yakin pada adanya tempat yang demikian itu. Tempat yang senyap, gelap dan kosong. Cepatlah, aku tak tahu seberapa waktu tersisa. Segeralah bercerita tentang sore itu. Agar aku menyambut kematian dan dunia yang gelap itu layaknya malam yang selalu datang setelah sore. Aku ingin menuju kematian dalam perasaanku yang paling wajar. Karena itu memang wajar. Setelah malam itu- yang mungkin panjang- tentu aku akan kembali bertemu pagi.

Maka, tersenyumlah kembali.


(Untuk yang meninggalkan dan ditinggalkan. Surakarta. Sore, 7 September 2014)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya