Pengalaman tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan hidup manusia berlangsung dalam pengalaman-pengalaman yang melibatkan kecendekiaan, emosi, dan indera dengan lingkungannya. Pengalaman merupakan suatu kesatuan, keutuhan, yang terdiri atas rentetan bagian-bagian pengalaman yang terus mengalir. Dapat dikatakan bahwa pengalamanlah yang membentuk kehidupan manusia, karena dari pengalaman itulah manusia belajar.
Dalam ilmu seni, pengalaman yang disertai kesadaran akan keindahan disebut pengalaman estetis. Dalam pengalaman estetis, unsur perasaan merupakan kekuatan utama yang menggerakkan dan mendasari unsur-unsur potensi manusia yang lain. Pengalaman estetis sebagai dasar pemikiran, sumber ide-ide, dapat diperoleh dari mana saja, baik dari apresiasi dan pengamatan benda-benda seni maupun dari fenomena-fenomena yang terjadi dalam keseharian kita, apapun bentuknya. Dan yang masih jarang kita sadari adalah tentang fenomena yang terjadi di alam bawah sadar kita yang sebenarnya berpotensi menjadi sumber pengalaman estetis yang lebih personal, yang tentu dapat memperkaya pengalaman estetis kita. Perlu digarisbawahi bahwa yang terpenting bukan wujud dari fenomena-fenomena yang terjadi di alam bawah sadar, melainkan kesadaran akan adanya hal-hal di luar kesadaran yang sebenarnya berpotensi menjadi pengalaman estetis yang unik, personal dan pada akhirnya diharapkan menjadi sumber dari ide-ide penciptaan.
Mimpi
Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan pengelihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indera-indera lain dalam tidur. Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa mimpi, pengecualiannya adalah mimpi yang disebut Lucid Dreaming. Dalam mimpi demikian, pemimpi menyadari bahwa dia sedang bermimpi saat mimpi tersebut sedang berlangsung, dan terkadang mampu mengubah lingkungan dalam mimpinya serta mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut.
Mimpi mempunyai karakteristik-karakteristik yang menarik. Ada mimpi yang jelas, tetapi ada juga mimpi yang kabur atau samar-samar, dan mimpi-mimpi jenis ini seringkali menjadi mimpi yang terlupakan. Ada mimpi yang jelas, misalnya mimpi masa kanak-kanak, yang masih dapat diingat dengan jelas hingga bertahun-tahun sesudah mimpi itu berlangsung.
Mimpi bisa merupakan proyeksi dari pikiran, perasaan atau hasrat-hasrat yang belum dapat terpenuhi dalam kehidupan seseorang. Mimpi juga dapat merupakan proyeksi dari kejadian-kejadian masa lalu, trauma-trauma yang pernah dialami seeorang.
Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa mimpi merupakan bagian dari alam bawah sadar yang eksis, bergerak, berubah, dan mempunyai daya untuk mempengaruhi apa yang disebut sebagai alam sadar, mimpi mampu membuat alam sadar menerima pesan-pesan yang muncul di dalam mimpi. Bahkan mimpi mampu menghadirkan hal-hal yang jauh tersembunyi di dalam diri seseorang yang sulit diungkap ketika seseorang tersebut dalam kendali alam sadarnya.
Pengalaman Estetis
Menurut ahli psikologi sosial Mead, yang dimaksud dengan pengalaman estetis adalah kemampuan untuk mengungkapkan keindahan. Wellek dan Warren menyebutnya sebagai kontemplasi, dengan musuh utamanaya adalah tujuan-tujuan praktis. Pengalaman tidaklah dilakukan secara pasif. Pengalaman harus dilakukan atas dasar adanya suatu kemampuan. Sebaliknya tanpa kemampuan untuk mengalami, maka keindahan tidak akan muncul. Tanpa adanya suatu aktivitas yang disengaja untuk memahami objek, maka keindahan tidak akan masuk ke dalam dunia pengalaman subyek. Maka untuk mendapatkan pengalaman, harus didukung dengan kemampuan untuk merasakan dan mengungkapkan keindahan dari objek-objek yang diamati. Kemampuan ini pun harus didukung dengan kemampuan lain, seperti imajinasi, intuisi, kontemplasi, dan daya kreativitas lainnya.
Pengalaman estetis yang seringkali juga disebut respon atau tanggapan estetis pertama kali dikemukakan oleh Friedrich T. Vischer, yang kemudian dikembangkan oleh Theodor Lipps. Istilah yang digunakan adalah Einfuhung, yang diartikan sebagai merasakan diri ke dalam sesuatu. Mengalami secara estetis berarti memproyeksikan perasaan-perasaan kepada objek, mengimajinasikannya, sehingga subjek merasakan suatu kesenagan.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa pengalamn keindahan yang sesungguhnya adalah pengalaman yang dilakukan dengan sengaja, yang pada gilirannya disertai dengan preoses pemahaman. Baik sebagai pengalaman maupun pemahaman, masing-masing berfungsi saling melengkapi. Pengalaman estetis jelas ada dalam kehidupan sehari-hari, dan kualitas pengalaman itu tergantung sejauh mana subjek mencoba melakukan pemahaman terhadap objek. Namun bukan berarti bahwa pengalaman estetis yang terjadi secara langsung dan spontan tidak bermanfaat. Dalam kehidupan sehari-hari pengalaman estetis inilah yang dominan. Jenis pengalaman estetis inilah yang senantiasa mewarnai kehidupan manusia sehingga seluruh kehidupan itu sendiri menjadi indah.
Pengalaman estetis adalah proses yang berlangsung terus-menerus dalam lingkup kesadaran subyek yang membuka diri terhadap segala hal yang terjadi di luar dirinya.
Potensi Mimpi Sebagai Sumber Pengalaman Estetis
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa di luar kesadaran terdapat alam bawah sadar yang eksis, dan terus bergerak. Salah satu bagian dari alam bawah sadar tersebut adalah mimpi yang sering hampir pernah dialami oleh setiap orang. Tentu hal ini menarik jika dikaitkan dengan usaha-usaha dalam memperkaya pengalaman estetis, karena mimpi bermakana sangat personal pada setiap individu yang mengalaminya, dan inilah yang patut untuk dijadikan fokus perhatian di mana kita sebagai penikmat ataupun pencipta karya seni selalu berusaha mencari hal-hal baru, pengalaman-pengalaman baru dengan berbagai cara. Sangat disayangkan jika pegamatan kita hanya terbatas pada hal-hal yang terjadi di alam sadar kita, padahal dalam kenyataannya, hampir setiap hari kita berpindah dari alam sadar kita menuju alam tak sadar kita yang jauh lebih luas, dalam dan kaya.
Untuk mencoba menjadikan alam bawah sadar ( dalam hal ini mimpi ) sebagai sumber pengalaman estetis diperlukan kesadaran, yaitu kesadaran bahwa alam bawah sadar itu memang eksis dan alam bawah sadar bukanlah alam bayang-bayang tanpa makna, Kontemplasi memegang peranan penting dalam melakukan penyerapan pengalaman dari alam mimpi. Di mana selama ini mimpi sering kita abaikan dan kita anggap tidak punya makna. Yang diperlukan selanjutnya adalah ruang-ruang untuk menyimpan pengalaman tersebut, dan dalam ruang inilah pangalaman yang terjadi dalam mimpi dapat sejajar dengan pengalaman yang terjadi di alam sadar kita.
Perlu ditekankan bahwa pengalaman dalam mimpi ini lebih personal dibandingkan dengan pengalaman yang biasa dialami seseorang. Karena dalam mimpi, yang tergambar adalah sisi-sisi seseorang tersebut yang terbungkus oleh hal-hal bersifat simbolis yang perlu dikupas dengan cara membandingkan apa yang terjadi dalam mimpi dengan pengalaman-pengalaman yang telah dilalui. Dari sini dapat diketahui apa sebenarnya yang ada dalam pikiran seseorang, apa yang kita temukan sebagai sebuah kesadaran inilah yang bisa kita jadikan pengalaman, dan sikap yang terbuka terhadap keindahan akan dapat mengantarkan kita kepada keindahan yang menyertai setiap bentuk mimpi yang kita alami.
Secara garis besar, untuk dapat memperoleh pengalaman estetis, faktor-faktor yang berpengaruh adalah :
1. Kesadaran, kesadaran dalam hal ini adalah kesadaran akan adanya fenomena-fenomena alam bawah sadar yang terjadi dalam mimpi kita
2. Kemauan, sebagai pendorong utama melakukan kegiatan apresiasi.
3. Kepekaan , yaitu kepekaan dalam menangkap keindahan yang diamati.
4. Kondisi mental, dalam hal ini adalah intensitas dalam melakukan penghayatan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor yang tersebut di atas diharapkan adanya peningkatan kualitas dalam mengamati alam, lingkungan dan segala fenomena yang tejadi di dalamnya, termasuk hal-hal yang terjadi dalam mimpi. Sehingga semakin banyak hal yang dapat kita endapkan, kita pahami dan kita simpan sebagai sebuah pengalaman estetis yang pada akhirnya akan menjadi rujukan dan sumber ide dalam menciptakan karya seni.
Dalam ilmu seni, pengalaman yang disertai kesadaran akan keindahan disebut pengalaman estetis. Dalam pengalaman estetis, unsur perasaan merupakan kekuatan utama yang menggerakkan dan mendasari unsur-unsur potensi manusia yang lain. Pengalaman estetis sebagai dasar pemikiran, sumber ide-ide, dapat diperoleh dari mana saja, baik dari apresiasi dan pengamatan benda-benda seni maupun dari fenomena-fenomena yang terjadi dalam keseharian kita, apapun bentuknya. Dan yang masih jarang kita sadari adalah tentang fenomena yang terjadi di alam bawah sadar kita yang sebenarnya berpotensi menjadi sumber pengalaman estetis yang lebih personal, yang tentu dapat memperkaya pengalaman estetis kita. Perlu digarisbawahi bahwa yang terpenting bukan wujud dari fenomena-fenomena yang terjadi di alam bawah sadar, melainkan kesadaran akan adanya hal-hal di luar kesadaran yang sebenarnya berpotensi menjadi pengalaman estetis yang unik, personal dan pada akhirnya diharapkan menjadi sumber dari ide-ide penciptaan.
Mimpi
Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan pengelihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indera-indera lain dalam tidur. Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi dalam dunia nyata, dan di luar kuasa mimpi, pengecualiannya adalah mimpi yang disebut Lucid Dreaming. Dalam mimpi demikian, pemimpi menyadari bahwa dia sedang bermimpi saat mimpi tersebut sedang berlangsung, dan terkadang mampu mengubah lingkungan dalam mimpinya serta mengendalikan beberapa aspek dalam mimpi tersebut.
Mimpi mempunyai karakteristik-karakteristik yang menarik. Ada mimpi yang jelas, tetapi ada juga mimpi yang kabur atau samar-samar, dan mimpi-mimpi jenis ini seringkali menjadi mimpi yang terlupakan. Ada mimpi yang jelas, misalnya mimpi masa kanak-kanak, yang masih dapat diingat dengan jelas hingga bertahun-tahun sesudah mimpi itu berlangsung.
Mimpi bisa merupakan proyeksi dari pikiran, perasaan atau hasrat-hasrat yang belum dapat terpenuhi dalam kehidupan seseorang. Mimpi juga dapat merupakan proyeksi dari kejadian-kejadian masa lalu, trauma-trauma yang pernah dialami seeorang.
Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa mimpi merupakan bagian dari alam bawah sadar yang eksis, bergerak, berubah, dan mempunyai daya untuk mempengaruhi apa yang disebut sebagai alam sadar, mimpi mampu membuat alam sadar menerima pesan-pesan yang muncul di dalam mimpi. Bahkan mimpi mampu menghadirkan hal-hal yang jauh tersembunyi di dalam diri seseorang yang sulit diungkap ketika seseorang tersebut dalam kendali alam sadarnya.
Pengalaman Estetis
Menurut ahli psikologi sosial Mead, yang dimaksud dengan pengalaman estetis adalah kemampuan untuk mengungkapkan keindahan. Wellek dan Warren menyebutnya sebagai kontemplasi, dengan musuh utamanaya adalah tujuan-tujuan praktis. Pengalaman tidaklah dilakukan secara pasif. Pengalaman harus dilakukan atas dasar adanya suatu kemampuan. Sebaliknya tanpa kemampuan untuk mengalami, maka keindahan tidak akan muncul. Tanpa adanya suatu aktivitas yang disengaja untuk memahami objek, maka keindahan tidak akan masuk ke dalam dunia pengalaman subyek. Maka untuk mendapatkan pengalaman, harus didukung dengan kemampuan untuk merasakan dan mengungkapkan keindahan dari objek-objek yang diamati. Kemampuan ini pun harus didukung dengan kemampuan lain, seperti imajinasi, intuisi, kontemplasi, dan daya kreativitas lainnya.
Pengalaman estetis yang seringkali juga disebut respon atau tanggapan estetis pertama kali dikemukakan oleh Friedrich T. Vischer, yang kemudian dikembangkan oleh Theodor Lipps. Istilah yang digunakan adalah Einfuhung, yang diartikan sebagai merasakan diri ke dalam sesuatu. Mengalami secara estetis berarti memproyeksikan perasaan-perasaan kepada objek, mengimajinasikannya, sehingga subjek merasakan suatu kesenagan.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa pengalamn keindahan yang sesungguhnya adalah pengalaman yang dilakukan dengan sengaja, yang pada gilirannya disertai dengan preoses pemahaman. Baik sebagai pengalaman maupun pemahaman, masing-masing berfungsi saling melengkapi. Pengalaman estetis jelas ada dalam kehidupan sehari-hari, dan kualitas pengalaman itu tergantung sejauh mana subjek mencoba melakukan pemahaman terhadap objek. Namun bukan berarti bahwa pengalaman estetis yang terjadi secara langsung dan spontan tidak bermanfaat. Dalam kehidupan sehari-hari pengalaman estetis inilah yang dominan. Jenis pengalaman estetis inilah yang senantiasa mewarnai kehidupan manusia sehingga seluruh kehidupan itu sendiri menjadi indah.
Pengalaman estetis adalah proses yang berlangsung terus-menerus dalam lingkup kesadaran subyek yang membuka diri terhadap segala hal yang terjadi di luar dirinya.
Potensi Mimpi Sebagai Sumber Pengalaman Estetis
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa di luar kesadaran terdapat alam bawah sadar yang eksis, dan terus bergerak. Salah satu bagian dari alam bawah sadar tersebut adalah mimpi yang sering hampir pernah dialami oleh setiap orang. Tentu hal ini menarik jika dikaitkan dengan usaha-usaha dalam memperkaya pengalaman estetis, karena mimpi bermakana sangat personal pada setiap individu yang mengalaminya, dan inilah yang patut untuk dijadikan fokus perhatian di mana kita sebagai penikmat ataupun pencipta karya seni selalu berusaha mencari hal-hal baru, pengalaman-pengalaman baru dengan berbagai cara. Sangat disayangkan jika pegamatan kita hanya terbatas pada hal-hal yang terjadi di alam sadar kita, padahal dalam kenyataannya, hampir setiap hari kita berpindah dari alam sadar kita menuju alam tak sadar kita yang jauh lebih luas, dalam dan kaya.
Untuk mencoba menjadikan alam bawah sadar ( dalam hal ini mimpi ) sebagai sumber pengalaman estetis diperlukan kesadaran, yaitu kesadaran bahwa alam bawah sadar itu memang eksis dan alam bawah sadar bukanlah alam bayang-bayang tanpa makna, Kontemplasi memegang peranan penting dalam melakukan penyerapan pengalaman dari alam mimpi. Di mana selama ini mimpi sering kita abaikan dan kita anggap tidak punya makna. Yang diperlukan selanjutnya adalah ruang-ruang untuk menyimpan pengalaman tersebut, dan dalam ruang inilah pangalaman yang terjadi dalam mimpi dapat sejajar dengan pengalaman yang terjadi di alam sadar kita.
Perlu ditekankan bahwa pengalaman dalam mimpi ini lebih personal dibandingkan dengan pengalaman yang biasa dialami seseorang. Karena dalam mimpi, yang tergambar adalah sisi-sisi seseorang tersebut yang terbungkus oleh hal-hal bersifat simbolis yang perlu dikupas dengan cara membandingkan apa yang terjadi dalam mimpi dengan pengalaman-pengalaman yang telah dilalui. Dari sini dapat diketahui apa sebenarnya yang ada dalam pikiran seseorang, apa yang kita temukan sebagai sebuah kesadaran inilah yang bisa kita jadikan pengalaman, dan sikap yang terbuka terhadap keindahan akan dapat mengantarkan kita kepada keindahan yang menyertai setiap bentuk mimpi yang kita alami.
Secara garis besar, untuk dapat memperoleh pengalaman estetis, faktor-faktor yang berpengaruh adalah :
1. Kesadaran, kesadaran dalam hal ini adalah kesadaran akan adanya fenomena-fenomena alam bawah sadar yang terjadi dalam mimpi kita
2. Kemauan, sebagai pendorong utama melakukan kegiatan apresiasi.
3. Kepekaan , yaitu kepekaan dalam menangkap keindahan yang diamati.
4. Kondisi mental, dalam hal ini adalah intensitas dalam melakukan penghayatan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor yang tersebut di atas diharapkan adanya peningkatan kualitas dalam mengamati alam, lingkungan dan segala fenomena yang tejadi di dalamnya, termasuk hal-hal yang terjadi dalam mimpi. Sehingga semakin banyak hal yang dapat kita endapkan, kita pahami dan kita simpan sebagai sebuah pengalaman estetis yang pada akhirnya akan menjadi rujukan dan sumber ide dalam menciptakan karya seni.
1 komentar:
Apa mimpimu semalam? dan perasaan estetis seperti apa yang kamu rasakan?
Posting Komentar
Silahkan tulis apa yang anda pikirkan terkait tulisan-tulisan saya