tag:blogger.com,1999:blog-63204216166961258442024-03-14T11:11:37.940+07:00Catatan Fariha IlyasAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.comBlogger226125tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-839105774522318592015-01-14T00:54:00.002+07:002015-01-14T00:54:38.668+07:00Tuhan, yang Kami Pantati Para jama'ah maghrib sulit memulai sholat dengan tenang. Terang saja, mbah Ni, yang biasanya berjaga di depan masjid dan sholat setelah para jama'ah pergi "mendadak" kini berada di hadapan kami, menjadi imam.<br /><br />Haji Markum, entah ke mana dia. Kang Fajri, muadzin yang biasa menjadi badalnya pun kali ini tak hadir.<br /><br />Entah kenapa, kebetulan tak ada yang mau maju jadi imam. Mbah Ni akhirnya menjadi imam kami maghrib kali ini. Meninggalkan puluhan motor di luar sana, di halaman masjid kota yang rawan.<br /><br />Memang, setelahnya kami para jama'ah baru sadar -setelah usai saling berbincang singkat- bahwa selama ini ketenangan atau kekhusyukan kami saat sholat sangat tergantung pada keberadaan mbah Ni. Bahwa ia ada di halaman masjid berjaga mengawasi sepeda motor kami.<br /><br />Saat mbah Ni tak ada di luar sana ketika kami sholat, batin kami 'mobat-mabit'. Untunglah memang, tak terjadi apa-apa. Aman. Meski akhir-akhir ini curanmor marak lagi.<br /><br />Soal ini, dengan setengah guyon, mbah Ni berkata santai, "kowe weruh pora nek aku ki tenang-tenang ae. Soale mau aku dikandhani gusti, gusti sing ganti jaga neng njobo. Ya wes aku ra kepikiran, wong yo dudu motorku. Motormu to? Hahaha". (Kamu tahu tidak, saya tenang-tenang saja. Soalnya tadi tuhan bilang kalau dia yang ganti berjaga di luar. Ya sudah saya tidak kepikiran. Apalagi itu kan bukan motor saya. Motor kamu kan?).<br /><br />Kami tertawa kecut. Sepanjang sholat tadi tak sedikitpun terpikir, bahwa tuhan (juga) ada di belakang kami, kami pantati.<br /><br />Entah, pada siapa kami bersujud. Tadi.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-72165178367818134502015-01-14T00:51:00.002+07:002015-01-14T00:51:25.558+07:00Cerita Hujan Seperti suara snare, di atap. Rapat.<br /><br />..... dan sruputan kopi panas membawaku kembali dari perjalan ulang-alik dari satu realitas ke realitas lain pada sore di awal tahun ini.<br />..... sebuah buku catatan terbuka di atas meja, di samping asbak. Di lembar-lembarnya liku-liku. Pada setiap kata adalah laku yang telah lalu. Ialah autobiografiku yang pasti akan membuatmu tertawa jika membacanya. Autobiografi yang dianggap konyol olehku sendiri. “kok bisa-bisanya ya?”, begitu gumamku sambil menahan tawa diri.<br />..... tidak mudah menerima diri sendiri. Orang sulit menikahi dirinya sendiri, diri yang berlapis-lapis ini. Diri yang sering sulit dipilah mana yang inti dan mana yang sekadar variasi.<br />..... untunglah ada catatan itu, yang membuat diri bisa dibaca dalam bahasa indonesia. Hahaha. Sungguh lucu sebuah diary. Di sana aku menjadi tokoh utama, pusat dunia. Dunia yang selalu versi.<br />..... dan begitulah pekerjaanku kala hujan sore begitu ritmis dan sering menghipnotis.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-51025384048891969092014-12-15T07:43:00.006+07:002014-12-25T18:03:58.016+07:00Khotbah Wayne Mies di Masjid para Imigran<div style="text-align: justify;">
Saudara-saudaraku sekalian..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jum’at ini kita lagi-lagi berkumpul untuk sembahyang bersama, seperti jum’at-jum’at yang lalu. Saya sebenarnya agak merasa bimbang beberapa hari ini, apa yang harus saya sampaikan untuk diri saya sendiri yang bodoh ini. Saya bisa mangkir, dan memilih untuk menenggelamkan diri di perpustakaan, atau hiking sekadar untuk merasakan kebesaran alam, dan tak perlu lagi saya ucap apa-apa kepada diri saya ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, saya pada akhirnya mesti harus tetap menjalankan tugas rutin ini, yang saya tidak tahu apakah saudara-saudara sekalian merasa bosan dengan saya atau tidak. Hari ini, terlalu banyak jalan bagi kita untuk bisa belajar dan mengetahui, menghimpun sebanyak mungkin jawaban bagi rasa ingin tahu kita pada apapun. Termasuk rasa ingin tahu kita kepada Tuhan, dzat yang kita sembah setiap hari, yang membuat kita semua yang berada di sini merasa memiliki sebuah ikatan, sebuah kesamaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saudara-saudaraku yang saya hormati..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di masjid kita ini seminggu sekali kita berkumpul di sela-sela kesibukan kerja kita, di antara upaya kita memperjuangkan kelangsungan hidup kita ditempat yang jauh dari tanah di mana kita dilahirkan. Sungguh, bagi saya pertemuan dengan saudara-saudara yang berasal dari segala penjuru dunia ini merupakan suatu rahmat yang sangat saya syukuri. Namun demikian, saya merasa ada sesuatu yang mengganjal di benak saya selama bertugas di sini. Apakah kita memiliki tuhan yang sama? Apakah kita menyembah tuhan yang sama?</div>
<div style="text-align: justify;">
Saudara-saudara mungkin agak terkejut setelah berada di masjid ini saya justru melontarkan pertanyaan seperti itu? Seolah saya menganggap diri saya dan saudara-saudara sekalian berada di sini dengan suatu alasan yang meragukan. Bukan, bukan seperti itu yang saya maksud.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya memimpikan sebuah dialog dengan saudara-saudara sekalian. Dialog yang akan membuka pikiran saya sendiri yang masih banyak berselimut kebodohan dan ketidaktahuan tentang tuhan. Setiap hari beberapa diantara kita yang berjamaah di masjid ini sering berbasa-basi satu-sama lain. Membicarakan pekerjaan, keluarga, rindu kampung halaman dan masa depan. Saya juga seorang imigran, sama dengan saudara-saudara semua, saya tamu di tempat ini. Lalu apa yang membuat kita merasa begitu dekat? Setiap malam saya memikirkan hal ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya terdorong rasa ingin tahu yang besar untuk menguak pikiran-pikiran kita yang berlapis-lapis. Mungkin ini sebuah kelancangan saya, saya minta maaf jika dianggap demikian. Saya kira dorongan-dorongan semacam itu akan baik jika dengannya saya memahami isi pikiran orang yang menjadi rekan saya berbicara. Selama ini saya merasa bersalah jika menyampaikan khotbah-khotbah yang saya susun berdasarkan pengetahuan saya yang didukung oleh buku-buku yang saya baca. Saya mengajak, menggiring saudara-saudara pada apa yang saya ketahui dan pahami. Saya tidak mengetahui apa yang saudara ketahui dan pahami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pikiran saya berontak pada semua ini, hati saya pun merasa tak nyaman. Saya berkeyakinan bahwa saudara-saudara sekalian memiliki pengalaman, keunikan, yang lahir dari perbedaan tempat, budaya, situasi, yang mengitari awal mula hidup kita, mengiringi pertumbuhan kita. Semua itu saya kira sangat memengaruhi diri kita, apa yang terpikir, dan apa yang dirasakan. Untuk itulah tadi saya bertanya-tanya, apakah kita menyembah tuhan yang sama?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu di kampung saya, saat saya masih kecil, saya memahami tuhan saya yang menciptakan ayah ibu saya, laki-laki dan perempuan kaukasoid yang bertulang besar, berambut pirang dan bermata biru. Tuhan saya lah yang menciptakan salju dan dingin yang membekukan saya saat musim dingin tiba. Ia mencipta pohon poplar, dandelion, bunga matahari yang indah warnanya itu. Ketika saya mengenal buku bacaan di sekolahan saya terpukau dengan pelajaran geografi, biologi, antropologi, sejarah, seni, yang membuat saya melihat hal-hal yang tidak saya temui dalam kehidupan saya secara langsung. Saya merasa bahwa pohon itu, yang gambarnya tertera di buku itu bukanlah pohon yang diciptakan tuhan saya, demikian pula dengan bunga-bunga dan binatang itu. Yang paling jauh adalah, saya merasa orang-orang luar negeri yang gambarnya bisa saya lihat di buku itu bukan ciptaan tuhan saya. Saya terkungkung dalam pemahaman semacam itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari ini, setelah beberapa tahun saya hidup bersama saudara-saudara di sini, setelah banyak waktu kita saling bicara, saya belajar dan mulai berubah. Misalnya saya bertemu dengan saudara saya Mas’oud dari Maroko itu. Saya belajar mengerti banyak, saya mendefinisikan ulang diri saya bertolak dari pemahaman dan perjumpaan-perjumpaan baru. Memang itu hal sepele, hal biasa yang dialami setiap penjelajah dunia. Tapi bukankah selama ini kita terbentuk dari hal-hal yang sepele itu? Sedari kecil saya makan bubur gandum, kentang, kacang, sementara saudara Fadli dari Malaysia kenyang dengan bubur nasi. Bukankah itu sepele belaka? Lalu kita tumbuh besar dari itu semua hingga saat ini. Saya rasa saudara-saudara sekalian juga mengalami apa yang saya rasakan dan pikirkan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saudara-saudaraku yang saya cintai..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya kira, persoalan perubahan keyakinan pada tuhan itu bukan hanya wilayah debat para teolog, menjadi sesuatu yang mesti dilegitimasi dengan setumpuk argumentasi teologis yang dipelajari di sekolah-sekolah. Saya rasa persoalan semacam itu adalah persoalan diri kita dan upaya mengkristalisasi pengalaman hidup kita. Kita mesti menyadari dan menghayati dari mana kita berangkat dan bagaimana kita bermula memahami apa dan siapa itu tuhan. Kita sering melupakan hal itu, dan justru setelah kita dewasa dan bisa mempelajari banyak hal dengan membaca buku dan mendengar ceramah agama, kita tanpa sadar dengan sukarela menukar pengalaman hidup kita dengan pemahaman baru yang disusun oleh pikiran dan disarikan dari pengalaman orang lain. Kita tak percaya diri dengan pengalaman dan penghayatan hidup kita sendiri. Kita sendiri yang menghakimi pengalaman hidup kita ini tak terlampau berarti. Bukankah itu sebuah tragedi?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita akan selalu berbeda. Saya yakin hal itu. Tak soal, kita tak perlu takut akan kehilangan ikatan. Yang terpenting dari ini semua adalah saling mengerti perbedaan itu, mengenalinya hingga akarnya, sehingga kita menemui keutuhan pemahaman. Kita tak menuntut terlampau banyak pada orang lain sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita akan terbebas dari kekhawatiran-kekhawatiran kita soal kebenaran. Selama ini kita menyaksikan ketakutan-ketakutan itu menjangkiti umat manusia hampir di segala jaman dan di segala tempat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang takut kesalahan ada pada dirinya. Ia mesti benar dengan cara membuat yang lain nampak salah. Ia enggan melihat, mendengar, memahami. Sedang untuk merefleksi diri orang tak lagi merasa sempat dan perlu. Diantara berbagai penyakit pikiran ini, marilah kita saling mengenal kembali dengan sungguh-sungguh, dengan niat dan tujuan yang jernih. Agar rasa takut di dalam diri kita ini berangsur lenyap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pedih perih dari luka-luka peradaban manusia ini, sebagian besar bukan diakibatkan oleh kebodohan pada mulanya. Ia disebabkan oleh ketakutan, ketakukan melihat kebenaran yang lain di luar diri kita. Bukankah kita telah mengingkari semangat kita sendiri yang setiap saat mendaku sebagai pencari kebenaran? Kita tak sungguh mencari. Kita lebih sering duduk diam, dan menghakimi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari ini bayangan tentang diri kita tak lagi seperti dahulu. Kita dapat saling melihat sejak dini. Bagaimana saudara kita, sesama manusia berpikir dan berbuat di tempat hidupnya. Kita sudah melihat perbedaan. Tapi melihat saja tidak cukup, kita mesti mendorong diri kita untuk mengerti. Tak heran sekarang hidup kita juga masih diwarnai sengketa. Karena kita tidak ingin memahami. Segala yang dapat dengan mudah kita saksikan itu hanya kita biarkan menambah tumpukan asumsi-asumsi negatif. Kita makin brutal menghakimi, bahkan menghakimi diri sendiri pun kita tak lagi punya sandaran jelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada persoalan yang halus tapi pelik dalam kehidupan kita ini. Sejarah peradaban manusia ini saya anggap sebagai pembentuk siluet tuhan. Tuhan yang beribu tahun selalu mengiringi perjalanan hidup manusia tidak semakin utuh rupanya. Jika kita hanya bisa melihat siluetnya dari tingkah polah kita, sikap kita, apakah salah jika saya mengatakan bahwa tuhan itu tidak jelas? Karena ia selalu mendorong manusia untuk melakuakan hal yang berbeda-beda. Apalah kaum imperialis tak bertuhan? Apakah para penjahat tak bertuhan? Apakah para sufi dan pertapa saja yang bertuhan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tindak-tanduk kita, rumusan sikap kita, mencerminkan tuhan macam apa yang kita sembah. Saya percaya, kita punya hak merumuskannya secara pribadi. Karena hidup kita, pikiran, hati kita, diserahkan secara pribadi oleh tuhan kepada kita. Kita menyusuri waktu sebagai pribadi, dan akan kembali kepada tuhan sebagai pribadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pribadi ini adalah alam-alam tersendiri. Seluruh alam adalah ciptaan tuhan, kata sandi tuhan yang kita terima berbeda-beda. Kita mesti belajar memahaminya ke kedalaman diri kita. Lalu dengan itu kita akan berhenti memaksa orang lain untuk mengerti.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-43319197771494562792014-12-15T07:39:00.004+07:002015-11-05T02:54:34.639+07:00Kata yang Menunggu<div class="_4_j7" style="background-color: white; color: #141823; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 18px;">
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Kisah ini baru saja dimulai. Ya, baru saja. Aku ingin memulainya saat tak lagi ada cerita masa lalu yang dapat kuingat. Orang selalu butuh cerita. Tak hanya butuh, tetapi orang memang hidup dalam sebuah cerita.</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Hidup adalah cerita yang tak pernah jelas kapan dimulainya. Di dalamya kita kadang-kadang berpikir, mencari cara, merancang akhir. Tak semua mesti dipikirkan, memang. Seperti saat kita bicara di sebuah kafe suatu sore. Kata-kata meluncur begitu saja seperti hembus angis di sawah atau lautan. Sesekali sempat juga kita dapati kata-kata itu menabrak, menabrak kekosongan konsep. Lalu kita diam sebentar. Bukan untuk berpikir, melainkan menunggu kata-kata keluar sendiri dalam bentuknya yang lain.</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Jarum jam dinding kafe itu bergerak dalam kecepatan biasa saja, lazim. Tapi tidak dengan jarum jam di kepalaku. Entah, mesin sekuat apa yang membuatnya berputar begitu cepat hingga aku sendiri tak bisa menandai jam berapa ini.</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Ada sebuah kata menunggu. Lupakan.</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Ada yang lebih menarik sore ini dan kita mesti bergegas meninggalkan kafe. Ayo! Ayo cepatlah! Satu kisah lagi akan lahir!</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Sebentang padang putih dengan pohon-pohon tanpa daun yang tumbang. Tak sedikitpun batangnya menyentuh tanah. Dahan dan rating-rantingnya menyangga batang pohon tua itu. Ganjil. Betapa kuat ranting-ranting kecil itu. Tak ada yang pernah tahu atau sekadar percaya kecuali kita yang menyaksikannya sore itu.</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Ada sebuah kata lain yang menunggu. Abaikan.</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Dari padang itu kutarik tanganmu dan kuajak kamu berlari ke sebuah mata air jauh di dalam hutan. Sesampainya di sana kita celup kedua kaki kita dan sejuk menjalar hingga ke ujung rambut. Aku tertawa, juga kamu. Tawa kita tak pernah terdengar oleh manusia-manusia lain yang jauh di sana. Di hutan ini hanya kita manusia pertama yang pernah masuk di dalamnya. Hutan ini penuh hantu, katanya.</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Ada sepatah kata menunggu. Biarkan.</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Sekarang giliranmu membebaskan suka. Aku menurut saja saat kamu melompat tinggi dengan menyeretku serta. Kita melayang, menatap hutan pekat yang memucat. Di sana ada sebatang pohon yang pucuknya menjadi puncak tertinggi di hutan itu. Sebuah tanda. Di bawahnya ada lubang yang dalam dan gelap. Tak seorang pun tahu pasti seberapa dalam, seberapa lebar dan seberapa dingin, seberapa pengab dan seberapa membahayakan. Mungkin tak akan pernah diketahui. Tak semua hal dapat terengkuh oleh hasrat kita mengetahui hal yang telah lama ada. Namun kegelapan lubang itu setidaknya membuat kita merindui cahaya yang terlalu biasa ini.</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Sore menghabiskan tak banyak menit, tapi kita mesti kembali ke kafe tadi. Segelas minumanmu habis tandas. Kudapati kursiku berubah posisi. Ada jejak kata dan suara kutangkap. Sepertinya ada yang sempat menduduki tempatku menatapmu tadi dan mengajakmu bicara. Diam-diam aku curiga jangan-jangan ada orang lain yang senang menatapmu selain diriku. Jika benar demikian, aku harus segera berkeputusan; Baiknya aku pergi saja.</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Seseorang itu tentu bukan orang biasa. Ia mampu menatapmu dan mengajakmu bicara saat kamu tak ada sedang aku yang sedari tadi bersamamu tak kuasa berkata. Aku hanya menggumamkan sesuatu yang belum dapat disebut kata karena tak pernah lengkap.</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="_4_j7" style="text-align: justify;">
Keputusanku pergi kurasa sudah tepat. Sedari tadi ada kata yang menunggu. Bukan menunggu untuk diucapkan tetapi menunggu huruf-huruf yang akan membentuknya. Kamu tahu, aku belum memilikinya lengkap. Kamu juga tahu aku akan mencarinya entah di mana. Mungkin dalam cerita-cerita lainnya.</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-22702211305286831882014-12-15T07:32:00.005+07:002014-12-25T18:08:33.372+07:00Kejahatan yang Bernyawa<div style="text-align: justify;">
Sekar, malam ini aku tak pulang. Kubalikkan arah setelah hampir saja aku tiba di halaman rumah. Jalanan sepi malam ini. Lebih senyap lagi gang-gang kecil yang kulewati. Di salah satu gang kudapati tikus got yang sepertinya baru saja mati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ah, seekor tikus yang mati. Pikiranku melayang jauh ke tanah seberang. Di mana banyak sekali manusia yang mati. Mati dibunuh. Ya, dibunuh dengan keji. Tiada kata yang cukup kasar untuk menggambarkan kebiadaban yang begitu nyata membuat manusia sendiri menjadi cemar namanya. Ya, pelakunya adalah manusia seperti kita juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa jam kuhabiskan di pertigaan jalan yang temaram. Aku merasa ingin pulang. Kubayangkan kau sedang menyeduh kopi dengan dua sendok gula seperti biasanya. Kau tentu mulai gelisah karena aku tak kunjung datang. Aku pun juga. Aku gelisah karena malam ini tak kutemukan alasan untuk pulang agar kita bisa berbincang sebentar sebelum terlelap beberapa jam ke arah pagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekar, kematian samasekali bukan sesuatu yang mengherankan. Biasa dan wajar adanya. Namun jika kematian itu menggores luka bagi yang hidup maka sebab-sebab kematian itu tentu patut dipertanyakan. Apalagi jika yang tergores tak hanya sekadar luka, melainkan dendam dan kebencian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhan memang sering membingungkan. Sungguh, dia mengizinkan semua ini terjadi. Tak hanya mengizinkan, tuhan bahkan menginginkannya. Kita lalu mengidamkan perdamaian yang kita yakini bahwa itulah yang diinginkan tuhan. Sekarang apa yang dapat kita simpulkan dari segala kerancuan ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kurasa tak ada yang rancu atau saling meniadakan dari semua ini. Memang benar sepertinya keterbatasan kita tak cukup untuk menampung segala sifat tuhan yang paradoks. Pada akhirnya tugas kita hanyalah memilih diantara sifat-sifatnya yang bisa kita kenakan sebagai jubah. Malam ini kukenakan sehelai jubah tuhan yang paling kelam: kutukan. Sebagaimana banyak orang lain yang memilih mengenakan jubah itu untuk meneguhkan sikapnya pada peristiwa perih yang menyentuh rasa kemanusiaan kita yang terdalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ada satupun yang dapat menghindar dari kutukan kita, termasuk dia yang menginginkan semua ini terjadi. Memang kadang-kadang kita perlu nampak terlalu berani menantang. Yang kita tantang tentu bukanlah dia yang tuhan itu, melainkan suatu ruang kosong yang digunakan manusia menempatkan segala alasan untuk membenarkan tindak-tanduknya yang membinasakan dan melenyapkan sesuatu yang samasekali tak mampu ia ciptakan: jiwa-jiwa manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada suatu malam yang sama dengan malam ini aku tentu akan benar-benar pulang. Aku takkan memutar langkah seperti malam ini. Memang, malam ini aku sengaja melakukannya. Aku sedang menemui ruang kosong itu. Sungguh, di sana ada berjuta alasan yang membuatku masih memelihara sifat jahat dalam diriku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Melalui sebuah pintu kecil yang malam ini terbuka, kumasuki ruang itu. Dengan berjuta alasan itulah aku berkelahi. Semoga jiwaku tak mati malam ini. Jika aku mati maka esok hari yang datang kepadamu bukanlah aku si manusia, melainkan kejahatan yang bernyawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh, para pembunuh itu sebenarnya telah mati terlebih dahulu daripada yang dibunuh. Jiwa manusia dalam diri mereka telah kalah dan binasa. </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-3544451612319964622014-12-15T07:30:00.000+07:002014-12-15T08:22:20.843+07:00Surat Malam: Jiwa yang mencari Jiwa<div style="text-align: justify;">
I</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekar, malam-malam lalu sempat gemuruh, langit memerah. Sebongkah gunung muntah. Aku mendapati diriku di kamar bersama setumpuk buku yang hampir lekat selalu, meski kadang tak perlu. Ingatan-ingatan membawaku pulang ke rumah, di pangkuan ibu. Dua hari lalu tepat tiga tahun ia pergi ke sang maha tahu. Aku merindukannya sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekar, pernah suatu malam aku tengadah ke langit. Aku bicara kepada yang maha luas itu. Bukankah dulu kita pernah berdo’a di tepian samudera biru? Kita selalu butuh hal-hal yang mirip dengan apa yang ada di dalam keyakinan kita. Do’a-do’a kita terus terucap berpadu dengan gemuruh ombak yang tiada berjeda. Kau tentu masih ingat apa yang kita pinta dalam do’a kita dulu: kita mengharap tak pernah dihinggapi rindu sepanjang hidup kita. Di perjalanan pulang kita sempat menyimpulkan hal itu mungkin terwujud jika kita bersama selalu, atau jika tidak, kita saling terjangkit lupa satu sama lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Entah kenapa do’a kita tak terkabul. Kita terpisah dan tak jua saling lupa. Aku menyimpan delapan helai mahkota bunga mawar putih yang sekarang telah menjadi kering dan rapuh. Kerapuhan kadang adalah tempat terbaik untuk sesuatu yang kokoh, yang tak terhancurkan, yang tak terkalahkan oleh waktu. Dalam gurat-gurat mahkota mawar itulah kusimpan segala peristiwa yang tak ingin kulupakan. Semacam pahatan imajiner tentang masa lalu di atas batu maha keras yang bernama pikiran. Pikiranku sendiri. Karena pahatan itulah aku merindukanmu sekarang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
II</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekar, apa yang terjadi di akhir sebuah perjalanan seringkali memberi kesan tersendiri. Semacam aksentuasi dalam suatu peristiwa. Pelukan yang kau berikan malam itu selalu datang sebagai bayang-bayang dan mimpi yang menyentuh tak hanya pikiranku, tetapi seluruh pancainderaku. Hampir sebagai suatu kenyataan yang konkret. Aku nyaris kehilangan kewarasan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mencari-cari. Aku selalu mencari pelukan itu, aku ingin menemukannya lagi. Aku berharap akan menemukannya dalam sisa hidupku yang tak kuketahui ini. Aku ingin melekatkan diri pada imajiku tentang kamu, tentang pelukanmu, dan tentang sebuah waktu yang beku saat dua tubuh menyatu. Kurasa tak ada lagi yang lebih indah dari itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malam-malam adalah saat yang paling menakutkanku. Aku selalu mengurung diri dalam gelap. Aku melakukannya semata karena kupikir dengan begitu bayang-bayangmu tak lagi dapat kulihat. Namun ingatan manusia adalah cahaya yang selalu sanggup membuat bayang-bayang menjadi begitu jelas. Aku tak pernah berhasil membuat bayangmu sirna. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
III</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekar, aku masih ingat apa yang sempat kita sadari dulu sesaat sebelum kita terpisah: Bahwa kita telah memenangkan segalanya. Kita telah menemukan apa yang kita cari-cari dalam hidup kita, sesuatu yang didamba setiap manusia: sebutir cinta. Kita justru mendapatkan segenggam. Untuk itulah kita merasa cukup kuat untuk menaburkannya lagi ke semesta raya. Kita selalu yakin cinta sesungguhnya tak perlu kita pertahankan sebagai sebuah ego yang membuat kita merasa “harus” begini dan begitu. Kita selalu khawatir. Ego yang selalu membuat kita merasa harus terhubung, baik dalam pertemuan-pertemuan maupun dalam buaian rindu. Yang pertama tak lagi menjeratku. Yang kedua masih saja membelengguku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malam ini, meski aku tak yakin mampu menghindari bayangmu, kumatikan lampu kamarku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
I</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bara, setelah beberapa waktu tak lagi ada rangkaian huruf B, A, R, A di kepalaku, tiba-tiba tiga hari yang lalu susunan itu muncul. Nama adalah sebuah lambang, dan namaku tak hanya suatu lambang yang pendek arti melainkan suatu lambang dari peristiwa panjang. Seperti yang pernah kau katakan kepadaku dulu. Muhammad, nama yang sering kau ceritakan itu adalah perlambang suatu peristiwa besar dalam sejarah peradaban manusia. Aku menyukai interpretasimu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kau pernah mengatakan kepadaku bahwa nama "yang terpuji" itu tak hanya lambang suatu peristiwa peradaban, melainkan juga lambang dari satu peristiwa penciptaan. Dalam kebingunganku kau katakan sesuatu yang menurutku janggal, bahwa nama "yang terpuji" adalah nama tuhan yang lain. Yang terpuji, siapa lagi yang pantas disebut menyandangnya selain tuhan sendiri? Adapun tubuh seorang laki-laki keturunan salah satu suku di arab itu hanyalah tubuh manusia yang terpinjam belaka untuk mewadahi ruh yang terpuji itu. Begitu katamu. Aku belum sepenuhnya percaya. Kau memang orang yang menjejaliku beragam hal aneh yang menjelma menjadi teka-teki tanpa kusadari. Atau kau adalah seorang pembual?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
II</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap orang memiliki rahasia, begitu juga kau dan aku. Memang ucapmu sering penuh rahasia. Namun tindak-tandukmu bukanlah rahasia atau teka-teki yang enigmatik untukku. Kau adalah seorang pencinta yang klise dalam perilaku. Aku tahu hari-harimu adalah hari-hari kebimbangan, malam-malammu adalah malam-malam pergulatan dengan perasaanmu sendiri. Aku yakin malam ini kau sedang memikirkan dan merindukanku. Aku tahu. Aku selalu tahu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kau bukanlah orang yang cukup pandai menyembunyikan perasaan. Kau juga bukan pemilik pikiran yang mudah tergerus lupa. Hal itu membuatku merasa kasihan kepadamu. Kau terjebak muslihat waktu yang selalu lebih licin daripada analisa sintingmu itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kau perlu tahu bahwa aku pun tak sepenuhnya mampu lepas dari jerat ingatan dan kerinduan. Tiga hari lalu senja mengumbar keindahannya. Di barat sana langit memerah dengan sebuah lingkaran menyala yang kian turun. Di langit timur lingkaran yang hampir serupa bercahaya pula. Aku selalu riang karena dengan demikian kita semua tak akan kehilangan cahaya. Senja tiga hari lalu itu benar-benar menghantamku, merusak gembok ingatanku, membuka paksa pintu-pintunya dan membuat semua isinya terhambur keluar. Terseraklah namamu diantara ribuan kalimat kisah yang melayang-layang tak pasti dalam pikiranku: B, A, R, A.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
III</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk bertemu, Bara. Aku memang bersembunyi selama ini. Aku punya kehidupanku sendiri yang sepertinya tak akan bisa kau jangkau. Namun aku telah memecah jiwaku dan menebarkannya setiap malam kepada setiap jiwa yang hidup.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berharap tak ada lagi aku yang kecil, aku yang menangis di bahumu dulu. Aku ingin menjadi aku yang besar, yang tak lagi perlu kau rindukan dalam lorong-lorong pencarian yang sempit, yang egois.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga suatu ketika kau menyadari bahwa aku kini ada dalam diri orang-orang yang kau temui. Semoga kau selalu dapat menatapku dalam diri orang-orang yang kau tatap. Semoga kau dapat memelukku dalam diri orang-orang yang kau peluk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kau adalah seorang yang ditakdirkan untuk tak pernah kehilangan. Sayang kau tak tahu itu.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-72618223029369158892014-10-07T17:00:00.000+07:002014-12-15T07:34:58.016+07:00Sebuah Cerita tentang Sore<div style="text-align: justify;">
Hey, sekarang aku tak lagi mampu banyak bercerita. Mungkin akan menjadi selamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang kurasa giliranmu. Jangan hanya menangis sendu. Aku tak apa. Ini tak sakit. Jika dulu aku merasa ini sungguh sakit, aku telah terbiasa sekarang. Selain itu, tak lagi cukup tenaga untuk mengerang. Aku terlatih mengabaikan semua ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudahlah, tak perlu takut tentang sesuatu yang mungkin. Toh sedari awal kita sudah hidup dalam kemungkinan-kemungkinan yang tak pernah ada putusnya. Hingga saat ini. Nafas kita setelah ini juga hanyalah sebuah kemungkinan. Iya, kan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ingin kudengar darimu cerita kita, terserah yang mana. Kamu pilih saja salah satu sore yang pernah kita lewati dulu. Tentu kamu masih mengingatnya beberapa. Pilih yang ada kereta api di sana, tanda perjalanan. Juga tentang anak-anak yang bermain layang-layang, tanda keceriaan. Aku ingin sekali sore yang itu. Ada beberapa, kan? Aku ingin suatu perjalanan yang penuh keceriaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hey, kenapa kamu diam? Kamu takut sendirian? atau kamu sedang memikirkanku yang akan menjadi sendirian?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kamu mesti tahu, beberapa waktu ini aku belajar mengingat. Aku mencoba mengingat tempat yang menjadi tempatku sebelum ini. Gelap sekali. Ingatanku tentang tempat itu yang gelap. Aku kesulitan sekali mengingat kegelapan. Sedang ingatan selalu penuh bentuk, warna, gerak, juga bunyi. Sedang tempat itu gelap dan tanpa bunyi. Senyap, gelap dan kosong.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hhmm, meski aku tak bisa mengingatnya, tapi merasa tahu dan yakin pada adanya tempat yang demikian itu. Tempat yang senyap, gelap dan kosong. Cepatlah, aku tak tahu seberapa waktu tersisa. Segeralah bercerita tentang sore itu. Agar aku menyambut kematian dan dunia yang gelap itu layaknya malam yang selalu datang setelah sore. Aku ingin menuju kematian dalam perasaanku yang paling wajar. Karena itu memang wajar. Setelah malam itu- yang mungkin panjang- tentu aku akan kembali bertemu pagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka, tersenyumlah kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(Untuk yang meninggalkan dan ditinggalkan. Surakarta. Sore, 7 September 2014)</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-14448130401998775532012-02-18T20:18:00.003+07:002012-02-18T20:32:42.962+07:00Bayi Sang Nabi<div class="mbl notesBlogText clearfix" style="font-family:georgia;"><div><p><span style="font-size:100%;">Oleh: Fariha Ilyas</span></p><p><span style="font-size:85%;"><br /></span></p><p><span style="font-size:85%;"> </span></p><p><span style="font-size:85%;"> </span></p><p><span style="font-size:85%;"> </span></p><!--[if gte mso 9]><xml> <o:officedocumentsettings> <o:allowpng/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>IN</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:enableopentypekerning/> <w:dontflipmirrorindents/> <w:overridetablestylehps/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]--> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Rambutmu tergerai ditiup angin</strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Seperti gelombang di samudera</strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="font-size:85%;"><strong>Kau berdiri di padang Sahara</strong></span></p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong><br /></strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"> </p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Tubuhmu kotor mandi keringat</strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Matamu tajam seperti elang</strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="font-size:85%;"><strong>Kau menangkap kilau kedalaman</strong></span></p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong><br /></strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"> </p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Kau rengkuh mentari</strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Kau sirami tubuhmu dengan kemilau cahaya</strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="font-size:85%;"><strong>terpancar ke seluruh penjuru jagat raya</strong></span></p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong><br /></strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"> </p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Kau dekap rembulan</strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Kau lumuri wajahmu dengan sinar keteduhan</strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="font-size:85%;"><strong>Menyelimuti bumi beserta isinya</strong></span></p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong><br /></strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"> </p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Kami menangis merinduimu,</strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="font-size:85%;"><strong>kami merintih mencintaimu</strong></span></p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong><br /></strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"> </p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Dalam doa 'ku selalu memuja</strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Keselamatanmu dan sahabat</strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="font-size:85%;"><strong>Serta seluruh umat di dunia</strong></span></p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong><br /></strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"> </p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Kau rengkuh mentari</strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Kau sirami tubuhmu dengan kemilau cahaya</strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="font-size:85%;"><strong>Terpancar ke seluruh penjuru jagat raya</strong></span></p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong><br /></strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"> </p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Kau dekap rembulan</strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Kau lumuri wajahmu dengan sinar keteduhan</strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="font-size:85%;"><strong>Menyelimuti bumi beserta isinya</strong></span></p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong><br /></strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"> </p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Kami menangis merinduimu</strong></span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt"><span style="font-size:85%;"><strong>Kami merintih mencintaimu</strong></span></p> <p><span style="font-size:85%;"><strong><br /></strong></span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;">(<em>Kau Rengkuh Mentari Kau Dekap Rembulan</em>, Ebiet G. Ade)</span></p><p><span style="font-size:100%;"><br /></span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Kepada yang sama dengan kami, inilah ungkapan dari kami yang kehilanganmu, yang luput dalam membaca jejak-jejak manusia paripurna:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Salamku kepadamu yang tak lekang dalam ingatan alam, yang pelan-pelan mulai terkikis tipis-tipis dalam memori kami yang menjadi pikun saat namamu disebut. Maafkan kami jika saat ini kami masih saja sering bertanya: siapa kau sebenarnya?</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Kau yang sama dengan kami, yang telah diperkenalkan oleh jagad sebagai raja sejati kemaharajaan manusia. Tak ada kebanggaan selain dipimpin oleh seseorang yang merupakan bagian dari kami sendiri, jiwa kami sendiri. Karena kau mengerti rasanya menjadi kami. Kau tahu rasanya menjadi kita.</span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Kau yang sama dengan kami, adalah pancaran cahaya yang menerangi dalam gulitanya hati, mengiring langkah, menuju titik tujuan tak terukur. Kami selalu lupa bahwa kau tak mati, bahkan kau selalu lahir kembali. Untuk itulah kami tak pernah berpikir mengingat hari kematianmu karena itu hanya akan membuatmu benar-benar mati. Kami hanya ingin memperingati hari kelahiranmu, untuk meneguhkan bahwa kau selalu ada menemani kami berjalan ke arah asal, pulang.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Tanpamu kami merasa nyaman dengan pikiran-pikiran kami, keasyikan dalam simpulan-simpulan yang kami rajut sendiri. Untuk itulah kemudian kami menerawang sejarah, mencarimu lagi yang tak lagi jelas dalam ingatan. Kami ingin melahirkanmu lagi di sini, di zaman yang kadang sulit kami mengerti sendiri.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Akan kami timang bayimu, Sang Nabi, dengan rasa bahagia, dengan syukur tak terkira.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Lucunya, tapi memang, di Zaman ini kau seperti bayi, ucapmu tak terpahami.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">(Surakarta, 17 Februari 2012)</span></p></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-75641689907728635552012-02-18T20:17:00.000+07:002012-02-18T20:18:16.235+07:00Tangis Rindu dalam Rahim Ibu<div style="text-align: justify; font-family: georgia;" class="mbl notesBlogText clearfix"><div><p><span style="font-size:100%;">Oleh: Fariha Ilyas</span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;"><strong></strong></span></p><p><span style="font-size:100%;">Barangkali kita lupa bahwa dulu kita menjerit-jerit dalam rahim ibu, saat ruh kita terpisah dari ruhnya. Saat diri kita terpisah dari dirinya, memasuki alam kasar, kehidupan fisik ini. Tangis itu tak pernah terdengar hingga ke luar, karena itulah tak ada orang yang tahu.</span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;">Kita menjerit sejadinya tatkala kita keluar dari rahim ibu, itulah tangis kita yang pertama terdengar orang lain, yang merambat ke telinga mereka melalui udara. Namun sebenarnya itu adalah tangisan kesekian kalinya yang keluar dari mulut kita. Itu hanyalah sisa-sisa. Dapat kita bayangkan betapa dahsyatnya tangisan kita sebelumnya, saat perpisahan itu baru terjadi.</span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;">Langsung saja setelah kita lahir, di telinga kita dibacakan nama tuhan, agar kita tak merasa asing di sini, agar kita tak kebingungan, agar kita yakin bahwa yang kita rindui-yang kita berpisah darinya-juga berada di alam ini.</span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;">Namun yang selalu dirindui itu tak pernah berperilaku biasa. Ia selalu membingungkan, membuat kita nyaris selalu meleset mengenalnya, mengenal sang kekasih yang kini sering menjadi asing. Orang-orang yang merinduinya mencoba menggambarkannya dengan beragam bentuk, citra, dan cerita. Itulah akibat dari sebuah kerinduan hakiki yang tak terobati, seperti tanya yang kunjung terjawab, yang memaksa si penanya menggagas jawaban sendiri.</span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;">Sayang memang, kembali ke rahim adalah hal tak mungkin, untuk mendekat kepada saat tangis kita yang pertama. Ialah mimpi, ialah ujung pangkal perjalanan umat manusia. Yang hidup memekik tangis, iri kepada yang telah kembali kepada tangisannya. Yang kembali menangis lagi dalam rahim ar-rahiim.</span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;">Seperti para sahabat yang merinduimu, maka kubentangkan jalan menujumu yang selalu membuatku rindu untuk menangis. Datanglah, datanglah wahai inti kehidupanku. Dalam garang, dalam warna-warna, dalam suara membahana. Obatilah rindu ini. Sejenak saja.</span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;"> </span></p><p><span style="font-size:100%;">(Surakarta, 17 Februari 2012)</span></p></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-27484961364060133772012-02-18T20:15:00.002+07:002012-02-18T20:26:29.926+07:00Semalam Aku Pergi ke Sorga<!--[if gte mso 9]><xml> <o:officedocumentsettings> <o:allowpng/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>IN</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:enableopentypekerning/> <w:dontflipmirrorindents/> <w:overridetablestylehps/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]--> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%;">Oleh: Fariha Ilyas</p><p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:115%"><br /><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"> </span></strong></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:115%"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"> </span></strong></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:115%"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"> </span></strong></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Inilah cerita, yang katanya tabu</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Inilah cerita yang tak seorangpun tahu, termasuk aku</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight: normal;">Yang belum mati, yang masih takut mati</span></strong></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"><br /></span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"> </span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Semalam aku pergi ke sorga</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Dengan angan-anganku sendiri</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Kugendong sekantong cinta</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight: normal;">Yang di sana tak berarti</span></strong></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"><br /></span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"> </span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Semalam aku pergi ke sorga</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Melewati dingin, dihantar ingin</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Kutemui kau di sana</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight: normal;">Menyajikan kehangatan yang tak mungkin</span></strong></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"><br /></span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"> </span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Di sorga ada kau, ada mereka semua</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Lalu datang aku, turut serta</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Kita bicara, lagi-lagi tentang cinta</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight: normal;">Yang di sorga tak berguna</span></strong></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"><br /></span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"> </span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Tak ada lagi cinta dan cita-cita, harusnya</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Tapi apa nikmatnya mendapat tanpa pinta?</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Lalu kita ubah sorga itu</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight: normal;">Dengan beberapa cuil nafsu</span></strong></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"><br /></span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"> </span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Entah, tak pernah kita dapat yang kita minta, semalam</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Namun kita tak protes, kita hanya diam</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold">Mungkin semalam aku memang berada di sorga</span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight: normal;">Merasakan semua hal jadi tak berguna</span></strong></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"><br /></span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight: normal;">Karena di sorga, kita tak butuh apa-apa</span></strong></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight: normal;"><br /></span></strong></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight:normal;mso-bidi-font-weight:bold"><br /></span></strong></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; line-height: 115%; font-weight: bold; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:115%">(Surakarta, 17 Februari 2012)</p> <p style="margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;line-height:115%"> </p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt"> </p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-63707416965328881212012-02-18T20:14:00.001+07:002012-02-18T20:28:13.639+07:00Hidangan & Filsafat<p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-weight: normal;">Oleh: Fariha Ilyas</span><br /></strong></span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><br /></strong></span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:85%;"><strong><br /></strong></span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="font-size:85%;">Daging panggang medium, bukan hanya makanan semata. Ia adalah sebuah filsafat. Duduk di meja makan kehidupan, dengan menu moral di hadapan anda. Mata anda menjelajahi hidangan utama, penyelera, dan hidangan dengan pelbagai cara meski anda tahu bahwa daging panggang medium adalah pilihan yang aman, waras, dan pasti.</span> </strong><span style="font-size:85%;">Edna Feber (1887-1968)</span></span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Di hadapanku ada beragam hidangan yang seharusnya menggugah selera makanku. Jika tadi aku tak berjumpa dengan seorang gelandangan yang sedang mengais-ngais sampah di dekat sebuah warung makan. Seharusnya tak ada lagi yang kupikirkan saat ini, di hadapan hidangan kegemaranku yang biasanya kusantap tak bersisa.</span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Namun sekarang tak ada yang tersaji selain nilai-nilai yang mengganggu pikiran, menghilangkan selera makanku. Aku teringat sebuah do’a yang sedari kecil diajarkan untuk selalu dibaca sebelum makan:</span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:85%;"><strong>Ya Tuhan, berkahilah kami dalam segala rizki yang kau berikan kepada kami, dan cegahlah kami dari api neraka.</strong></span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><strong> </strong></span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Mengucap kata kami dalam do’a itu membuatku tercekat, kerongkonganku seperti tersumbat, sehingga nafasku macet di sana. Betapa rumitnya semua ini.</span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Mengucap kata “kami” adalah ujian, bukan soal teks, tapi makna, dan bukan hanya makna yang mengambang, tapi sebuah kenyataan terbentang. Kami adalah ilusi, sementara ini. Karena kami telah mengkerut menjadi aku. Dan rizkimu bagi yang di luar aku kadang-kadang kusita dalam serakahku sendiri.</span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Aku seringkali berpikir bahwa kau adalah yang memelihara mereka. Tak perlu kupikirkan dalam-dalam masalah ini. Namun menuntutmu bekerja, memelihara mereka seperti layaknya merpati yang langsung menyuapi bayi-bayinya adalah ilusi yang keterlaluan.</span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Kenapa ada orang miskin? sering hatiku bertanya. Ada yang miskin karena ada yang serakah, begitu kata para tetua.</span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Keserakahan membuat kita jatuh kepada pelayanan kepada diri sendiri yang melenakan, yang sungguh jahat namun tak terasa.</span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Kuiris sebongkah daging di hadapanku, tanganku gemetar. Kumasukkan sepotong kecil ke dalam mulut, kukunyah. Rasanya jijik tak terperi, seperti mengunyah tubuh manusia, dan mengunyah sebuah kehidupan yang tak berarti, selain sekedar pengenyang.</span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Inilah filsafat, batinku. Ialah sumber segala keresahan, yang tak enak, yang menunda, yang meragukan pikir. Tapi di sana ada kemanusiaanku, yang penuh lobang keterbatasan, penuh ruang berisi kebodohan. Di sana terbentang jalan, untuk selalu memahami dan mencari arti.</span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">(Surakarta, 16 Februari 2012)</span></p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-5374971795895045882012-02-18T20:10:00.000+07:002012-02-18T20:13:40.017+07:00Setahun: Untuk Ibu, dariku<p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Oleh: Fariha Ilyas</span><br /></p><p style="text-align: center; font-family: georgia;"><br /></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Setahun.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Kau berada dalam keadaan yang tak kumengerti. Setelah isak tangis dulu, yang kulihat dalam hidupku hanyalah celah, yang ada karena ketiadaanmu. Sekarang isak tangis itu tak ada lagi, yang ada hanyalah sebuah kerinduan yang sangat. Rindu itu seringkali datang menghampiri saat aku hendak tidur di tengah malam.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Seringkali aku mendengar suaramu, memanggilku, menyuruhku mandi saat hari sudah mulai gelap sedang aku masih bermain di gundukan pasir di halaman rumah. Sesekali aku seperti merasakan sentuhan kulitmu, seperti dulu saat aku jatuh sakit dan selalu kau rawat dengan penuh kasih.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Dulu, jauh sebelum kau meninggalkan kefanaan aku seringkali berdiam diri di pemakaman, siang, sore, malam. Aku senang berada dalam kesepian pemakaman. Aku sadar bahwa seluruh kehidupan jasmaniah kita, tubuh kita, akan berakhir di pemakaman ini. Kita dan semua penduduk kampung hanya menunggu saatnya tiba bagi diri masing-masing.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Sekarang aku jarang pergi ke pemakaman, walau ayah hampir setiap kali ke sana, aku tak pernah ikut serta. Memandang pusaramu adalah sesuatu yang terlampau berat untuk kutanggung, karena setelahnya pikiranku akan terserang rindu yang besar, dan aku menjadi sakit. Sering-sering tangisku yang tertahan membuat dadaku sesak, panas, dan nafaskupun rasanya mampat. Tak akan kutemui lagi kau dalam dunia fana ini, begitu batinku berkata.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Hanya cintalah barangkali yang masih membuat aku masih memilikimu dalam pikir dan benakku. Cinta itu menembus jauh, tak hanya hati dan pikiran manusia yang mampu dimasukinya. Cinta bahkan mudah saja menjelajah batas-batas dunia untuk menghampiri siapa saja yang berhak atasnya. Kau adalah seseorang yang selalu dituju oleh cintaku, cinta anak-anakmu.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Ibu, sebagaimana kau, aku pun sekarang menjalani sebuah kehidupan yang semestinya teralami, seperti masa remaja selayaknya, aku sering sekali dihinggapi kebimbangan, kegamangan, untuk bersikap dewasa, untuk bertanggung jawab atas segala tindakanku sendiri. Kau tak perlu khawatir, Ibu. Semuanya akan kulewati semampuku. Kau telah mengajarkanku apa itu cinta yang sesungguhnya, maaf jika aku baru mengerti setelah kau tak ada lagi bersama-sama kami di sini.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Belum lama, kami, anak-anakmu, telah memiliki ibu lagi, yang akan mendampingi kami meneruskan jalannya hidup yang tak seorangpun tahu bagaimana akhirnya nanti. Kami bahagia di sini, kami selalu berusaha dan berdo’a demi kebaikan keluarga kita sepeninggalmu. Barangkali, dan memang, tugasmu mendampingi kami, tugas hidupmu di dunia fana ini telah selesai, telah kau rampungkan semuanya dengan sangat baik dan bijaksana. Tak ada lagi yang mesti kau lakukan, dunia ini memang bukan tempatmu lagi. Aku yakin kau menyaksikan semuanya dengan kasih, karena kau ada di sisi yang maha kasih, maha agung, maha mengayomi.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Ibu, dalam gelap malam, dalam sendiri dan dalam penziarahan batinku, aku selalu berharap menemuimu, entah dengan cara apa. Bisikkanlah kepadaku tentang hidup, tentang kebijaksanaan, dan tentang kematian yang sering-sering masih membuat banyak orang takut menghadapinya. Kabarkanklah kepadaku tentang duniamu sekarang, apakah seperti yang sering terbayang dalam benakku atau tidak. Aku mendamba sebuah berita, yang terucap langsung dari mulutmu, Ibu.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Jika tak mungkin kudengar bisikmu......</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Aku hanya ingin kita bertemu kembali nanti, bersama-sama, dalam sebuah perbincangan hangat, yang kekal, yang tak usai.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Entah kapan dan di mana itu semua akan berlangsung.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">Aku tak tahu, Ibu.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><br /></p><p style="text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="font-size:100%;">(Madiun, Surakarta, 13-16 Februari 2012)</span></p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-49451432913785970852012-02-10T00:20:00.002+07:002012-02-10T00:23:20.072+07:00Pelenyap dalam Kefanaan<div style="text-align: justify; font-family: georgia;"><!--[if gte mso 9]><xml> <o:officedocumentsettings> <o:allowpng/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif][if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>IN</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:enableopentypekerning/> <w:dontflipmirrorindents/> <w:overridetablestylehps/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif][if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif][if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Arial; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]--></div> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" >Oleh: Fariha Ilyas<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style=" line-height: 115%;font-size:100%;" ><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" >Angin masih, menggoyang rerumputan yang lembut dan bersahaja, pada sore yang tak kalah sederhananya. Aku pun masih, meniup-menghisap harmonikaku yang mengeluarkan nada-nada acak, karena kumainkan dia tanpa peran otak, tanpa rencana. Melodinya liar namun rapat seperti rerumputan yang bergerak bebas, tanpa tercerabut dari tanah, tempatnya tumbuh.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" >Lama sekali rasanya waktu, jika benak tak mau beranjak dari satu titik yang mengikat, membelenggu, mengabadikan rindu. Saat ini sekarang seperti hilang tertelan pusaran yang begitu kuat menghisap kesadaranku akan kekinian. Pusaran itu datang dari sebuah titik di masa lalu yang sangat jauh, jauhnya seperti cakrawala, di mana batas bumi dan langit berhimpit.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" >Kesadaranku pulang, tanpa kusangka, saat terasa ada sentuhan di bahuku, lemah sekali sentuhan itu, namun tetap kurasa. Ah, rupanya kau.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" >Kau datang, dan selalu datang menggerakkan waktuku. Tak pernah kita lewatkan pertemuan seperti ini tanpa rasa, tanpa makna. Untuk itulah setelah itu -- dalam berjalannya waktu – kita tak pernah merasakan jemu. Entah apa yang membuat kita terpisah dari sifat waktu yang sering mengundang bosan, kejenuhan. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" >Mungkin karena kita sama-sama tak hirau lagi pada diri, pada angin, pada rerumputan. Tak ada yang kita perhatikan, tak ada yang kita biarkan menancap di pikiran kita, lalu menjadi imaji, ingatan, dan sering-sering menjadi bosan. </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" >Kau adalah pelenyapku dalam kefanaan. Terimakasih atas hadirmu. Sore menjadi sederhana, akhirnya, tanpa rindu, tanpa belenggu, seperti kataku tadi.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" > </span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; font-family: georgia;"><span style="line-height:115%;font-size:100%;" >(Surakarta, 10 Februari 2012)</span></p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-52141314890432924362012-01-28T08:14:00.004+07:002012-01-28T08:33:18.705+07:00Pasar Malam<a href="http://4.bp.blogspot.com/-vh5aNqXjW2Y/TyNMcsUYe-I/AAAAAAAAAFc/obKiJSnYjgc/s1600/4sekaten.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 420px; height: 279px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-vh5aNqXjW2Y/TyNMcsUYe-I/AAAAAAAAAFc/obKiJSnYjgc/s320/4sekaten.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5702485608997878754" border="0" /></a><div style="text-align: left;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br style="font-style: italic;"><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Lampu berjuta warna terangi langit malam...</span><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Suara tawa terdengar, membawa langkahku...</span><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Badut-badut dengan tingkahnya seolah sambut hadirku...</span><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Musik dan segala permainan, membuat senang semua...</span><br style="font-style: italic;"><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Gadis kecil berlari membawa kembang gula dan boneka...</span><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Sepasang remaja sedang bertengkar, sedih raut wajahnya...</span><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Komedi putar dengan kudanya, bermacam jajanan ada disana...</span><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Panggung boneka dan kisahnya, menampilkan cerita kita...</span><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Semua yang ku lihat bagai gambaran hidup kita...</span><br style="font-style: italic;"><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Malam telah larut...</span><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Ramaipun tlah hilang...</span><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Ku langkahkan kaki untuk kembali...</span><br style="font-style: italic;"><span style="font-style: italic;">Ku kembali pulang...</span><br /><br />(Carnaval, Base Jam)<br /><br /><br />Senangnya nemu lagu ini lagi, sebuah lagu yang bagus sekali tentang suasana pasar malam yang ramai dan dinamis, pasar malam yang akrab dengan dunia kanak-kanakku. Ya betapa hebatnya sebuah lagu, yang walau kadang terlupakan, namun selalu mampu menghadirkan kenangan yang nyaris utuh tentang suatu masa. Lagu bagiku berfungsi semacam password untuk memanggil sepaket ingatan.<br /><br style="font-weight: bold;"><span style="font-weight: bold;">Sebuah perayaan tahunan kembali meramaikan kota ini, beberapa kali aku melintasi keramaiannya, dan sungguh, selalu saja segala keramaian itu mendorongku mundur, menempatkanku pada sebuah titik di mana masa ini dapat kupandang dari belakang.</span><br style="font-weight: bold;"><br style="font-weight: bold;"><span style="font-weight: bold;">Barangkali banyak yang akan merasakan hal sama -suatu perasaan nostalgia- kau juga, saat melihat deretan celengan dari gerabah berbentuk kuda, kancil, harimau. Saat melihat gula kapas berwarna merah muda yang bergantungan dalam plastik-plastik yang menggembung. Di keramaian itu juga masih banyak lagi beraneka rupa makanan, permainan, yang pernah akrab dengan kita yang kecil, kita yang bocah.</span><br /><br />Yups, begitulah biasanya saat aku menemui sepaket kenangan masa lalu, rasanya seperti ingin menemui diriku sendiri yang bocah itu, dan awalnya aku merasa yakin bahwa diriku ada di sana, dalam ramai pasar malam, barangkali juga ada kau di sana. Kenapa pasar malam?<br /><br />Aku teringat sekilas ceritamu, saat kau masih bocah kau diantar ayah ibumu ke pasar malam, mereka menemanimu di sana. Ya, pasar malam adalah hal yang sama-sama kita sukai, suatu kesamaan kecil dari masa kecil kita yang berbeda karena aku adalah pensiunan anak-laki-lak, dan kau adalah mantan anak perempuan. Senang aku membayangkan kita yang bocah bertemu di pasar malam, sama-sama berjalan riang diiringi ayah ibu yang yang menggandeng tangan kita. Indah sekali masa itu ya, dan seperti biasanya kita baru menyadari keindahannya saat kita melihatnya dari sini, dengan menengok ke belakang. Hhmm....<br /><br />Lagu dari Base Jam itu rasanya lebih dari cukup untuk menceritakan banyak hal. Karena setiap kita telah memiliki banyak cerita tentang pasar malam.<br /><br />Sekarang cobalah kau pergi ke pasar malam itu, siapa tahu kau temui dirimu di sana, dan bisa jadi kau akan menemukan jiwa kecilku di sana.<br /><br /><a href="http://4.bp.blogspot.com/-vh5aNqXjW2Y/TyNMcsUYe-I/AAAAAAAAAFc/obKiJSnYjgc/s1600/4sekaten.jpg"></a><br /><a href="http://1.bp.blogspot.com/-fuXaLCv4asQ/TyNMzX1ab9I/AAAAAAAAAFo/sn8awYx9K4w/s1600/p4983d5cd01277.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 252px;" src="http://1.bp.blogspot.com/-fuXaLCv4asQ/TyNMzX1ab9I/AAAAAAAAAFo/sn8awYx9K4w/s320/p4983d5cd01277.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5702485998636265426" border="0" /></a><br /><br /><br /><a href="http://4.bp.blogspot.com/-WdGScGsfIco/TyNNGQtVxyI/AAAAAAAAAF0/O02srFeacG8/s1600/1.jpeg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 214px; height: 320px;" src="http://4.bp.blogspot.com/-WdGScGsfIco/TyNNGQtVxyI/AAAAAAAAAF0/O02srFeacG8/s320/1.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5702486323140871970" border="0" /></a><br /><br /><br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-19523982611757710192012-01-24T10:23:00.000+07:002012-01-24T10:24:19.795+07:00Risau MalamOleh: Fariha Ilyas<br /><br /><br /><br />Malam menyimpan sejuta kejahatanku rapat.<br />Dalam peti-peti tua berkarat<br />Tarian iblis kutonton sendiri<br />Dan rasanya seperti bercermin<br /><br />Aku diam, menatap genting yang tak jelas<br />Karena lampu padam<br />Rencana-rencana sepertinya menjadi gugup<br />Terserang imaji akan masa depan yang tak pasti datang<br /><br />Dalam malam, dalam risau tak terlihat<br />Hanya ada alam dan diam<br /><br />Peti-peti yang lain kubuka<br />Masa lalu saja isinya<br />Tebal, tersusun acak<br />Tak seteratur ensiklopedia<br /><br />Malam menguak kekayaan pikir<br />Ada optimisme<br />Dan rasa khawatir<br />Menghadapi bentang takdir<br /><br /><br /><br />(Malam sakit, sepi. Madiun, 12 Januari 2012)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-12760149295823243282012-01-24T01:25:00.001+07:002012-01-24T01:27:17.283+07:00Mana Pintu Kamarku?<div style="text-align: justify;">Oleh: Fariha Ilyas<br /><br /><br /><br /><br />Dalam kamar kos yang tiga tahun lebih kuhuni --- dan anehnya tiga tahun itu hanya tinggal sebutan saja --- karena seperti nominal uang yang seberapapun besarnya tak akan berarti apa-apa jika kita bukan pemilik uang itu. Ya, tiga tahun lebih, itu hanya penjelasan saja soal waktu, apa rasa dari waktu selama tiga tahun lebih itu? Jawabannya adalah: tak ada rasa.<br /><br />Sebuah kipas angin kecil menengok ke arahku dan berkata: “Aku sering pusing”<br /><br />Tak kujawab keluhnya, karena bagiku ia kubeli untuk selalu bersedia pusing untukku, demi mengurangi rasa gerah di kamar ini saat siang begitu panasnya. Kipas angin itu diam saja karena sembari tetap diam aku ganti melotot kepadanya.<br /><br />Lalu ada sebuah helm ganti berkata: “Kau orang yang besar kepala, aku hampir sesak nafas membungkus kepalamu itu”<br /><br />Bangsat, sejak kapan helm bisa mengerti majas, dan lebih keparatnya, majas itu dipakai untuk menyindirku.<br /><br />Ah, ia hanya ingin memancing emosiku barangkali. Karena itulah ia tak kutanggapi.<br /><br />Ada sekotak tissue yang lunglai salah satu lembarnya yang menjulur keluar, dan berkata: “Kau lemah sekali, lunglai, seperti aku”<br /><br />Hhmm, rupanya malam ini benda-benda sialan itu sedang bersekongkol mengejekku. Oke, baiklah kipas angin, baiklah helmku, baiklah sang tissue. Nampaknya malam ini kami perlu diskusi lebih intens, supaya kami mencapai kata sepakat tentang bagaimana hubungan kami ini akan dirumuskan kembali. Karena esok kami mesti menjalani kehidupan ini bersama-sama, sesuai tugas dan fungsi kami masing-masing.<br /><br />Malam ini akhirnya ada sebuah pertemuan penting antara aku dengan kipas angin, helm, sekotak tissue, buku-buku, bros kupu-kupu, sapu lantai, kertas-kertas bekas, plastik, gelas, kaset-kaset.....<br /><br />Ah, sial! Mereka terlalu dominan, dan karena mereka tahu aku sedang tak terlalu punya greget meladeni ocehan mereka, mereka beramai-ramai mengintimidasi, memakiku.<br /><br />“kamu itu bla bla bla........!”<br /><br />“kamu kurang a, b, c, d, e, .......!”<br /><br />Riuh sekali, kepalaku berputar-putar tak karuan, telingaku pekak mendengar ocehan-ocehan ramai tak berjeda. Seperti pasar malam, yang penuh anak-anak dan musik yang diputar, penyemarak suasana? Atau pengacau suasana?<br /><br />Kepalaku berputar-putar, ada sapu melotot, kipas angin yang bergeleng tak puas, sekotak tissue yang melirikku culas, buku-buku yang mengejek.....<br /><br />Aku ingin lari, tapi aku tak tahu lagi di mana pintu kamarku...<br /><br /><br /><br /><br />(Malam. Surakarta, 11 Januari 2012)</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-23685290761982552392012-01-23T23:20:00.003+07:002012-01-24T00:10:38.372+07:00Kenapa Kau Tak Mencintaiku Saja?<p>Oleh: Fariha Ilyas</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>Tataplah mataku</p><p>Sejenak saja</p><p>Sebelum keputusan</p><p>Sebelum tindakan</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>Tataplah mataku</p><p>Dan temukanlah duniaku</p><p>Kau akan terhenyak</p><p>Karena duniaku adalah sama</p><p>Dengan duniamu</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>Kenapa tak kau tatap mataku?</p><p>Kau takut menemukan bayang dirimu di sana?</p><p>Kenapa kau buang pandanganmu dari mataku?</p><p>Kau tak ingin kegamangan menyergapmu?</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>Ya, Iblis tak pernah punya kekuatan saat menatap ketegaran manusia</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>Karena Cinta pembunuhan ada</p><p>Karena Cinta ketegaran tak binasa</p><p>Tapi apa arti ketegaran?</p><p>Jika akhirnya jiwa harus tinggalkan dunia</p><p>Dengan paksa</p><p>Kenapa kau tak mencintaiku saja?</p><p><br /></p><p> </p><p>Cinta adalah nyawa</p><p>Tapi seperti cinta</p><p>Kebencian dan angkara</p><p>Sulit dimusnahkan</p><p> </p><p> </p><p>Dari benak manusia</p><p><br /></p><p>Karena ia juga punya nyawanya sendiri</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>(Malam. Surakarta, 10 Januari 2012)</p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-29476992384322549172012-01-23T23:19:00.001+07:002012-01-24T00:12:46.651+07:00Buram<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div><p>Oleh: Fariha Ilyas</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>Rembulan akan buram semalaman</p><p>Kau percaya aku?</p><p>Ya, buram semalaman</p><p>Rabun</p><p><br /></p><p> </p><p>Saat itulah kita mestinya.......</p><p><br /></p><p> </p><p>Melupakan hari-hari muram yang selama ini</p><p>Tanpa pernah berhenti menakut-nakuti</p><p>Melumpuhkan, menjebak kita dalam ruang sempit</p><p>Mendesak, nyaris membuat kita mati terhimpit</p><p><br /></p><p> </p><p>Saat itulah kita harusnya........</p><p><br /></p><p> </p><p>Bergandeng tangan, berjalan memutari taman dengan suka-cita</p><p>Sambil terus tersenyum, terus melangkah, menginjak-injak duka</p><p>Jangan pikirkan lagi ancaman, atau gertak-gertak</p><p>Yang merenggut, memaksa, merusak</p><p><br /></p><p> </p><p>Saat rembulan buram semalaman</p><p>Setelah berkeliling taman</p><p>Setelah bergandeng tangan</p><p>Setelah duka binasa</p><p><br /></p><p> </p><p>Saat itu kita selayaknya........</p><p><br /></p><p> </p><p>Berpelukan di simpang jalan</p><p>Menangis untuk yang terakhir kalinya</p><p>Dan sama-sama melepaskan diri dari apa yang kita ingini selama ini</p><p>Kukecup kau dalam segala rela</p><p><br /></p><p> </p><p>Tanpa sentuhan lagi</p><p>Tanpa kata-kata lagi</p><p><br /></p><p> </p><p>Suatu malam, sepanjang malam itu</p><p>Rembulan akan menjadi buram</p><p>Kau percaya aku?</p><p>Percayalah</p><p><br /></p><p> </p><p>Karena malam ini rembulan sudah</p><p>Ia buram, semalaman</p><p>Menurut titah</p><p><br /></p><p> </p><p>Tapi kita tak ada di taman</p><p>Di ujung jalan</p><p>Berpelukan</p><p><br /></p><p> </p><p>Kita tak diseret waktu</p><p>Untuk saling bertemu</p><p>Saat sang saksi peristiwa malam</p><p>Menjadi buram</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p> </p><p>(Dini hari. Surakarta, 9 Januari 2012)</p></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-64580594107832459902012-01-23T23:18:00.007+07:002012-01-24T00:17:18.670+07:00Bendera Koyak<p>Oleh: Fariha Ilyas</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>Sehelai bendera koyak-koyak</p><p>Berkibar lincah di ujung tiang bambu</p><p>Seorang tua berdiri dengan sikap hormat penuh</p><p>Ia seorang mantan prajurit, katanya sendiri</p><p><br /></p><p> </p><p>Konon ia menjadi gila setelah ia dipecat</p><p>Karena dituduh bekhianat pada negeri</p><p>Itulah tragedi hidupnya, juga konon katanya</p><p>Ia bercerita tempo hari di warung kopi</p><p><br /></p><p> </p><p>Siang terik, matahari memanggang apa saja</p><p>Setelah cangkulnya ia lepaskan dari genggaman</p><p>Ia pergi ke tanah kosong tempat berdirinya tiang bendera bambu</p><p>Ia menghormat kepada bendera lusuh itu</p><p><br /></p><p> </p><p>Entah apa isi kepalanya</p><p>Karena ia mantan prajurit?</p><p>Karena ia cinta negeri?</p><p>Sepertinya tidak, bukan</p><p><br /></p><p> </p><p>Karena bendera itu bukan bendera negeri ini</p><p>Bendera itu hanyalah sepotong kain lusuh dan koyak</p><p>Aku hanya menebak saja</p><p>Mungkin itu bekas kain istrinya</p><p><br /></p><p> </p><p>Karena toh orang bebas menghormati</p><p>Dan menghargai apa saja</p><p>Yang memang punya nilai istimewa</p><p>Dalam hati sanubarinya</p><p><br /></p><p> </p><p>Hari-hari selanjutnya</p><p>Ia masih saja menghormat</p><p>Seperti biasa</p><p>Di sela-sela sibuk kerjanya</p><p>Walau kain itu</p><p>Telah kulepas</p><p>Kucuri</p><p>Untuk mengerti</p><p>Apakah ia waras</p><p>Atau gila</p><p>Sepertiku</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p> </p><p>(Malam. Surakarta, 8 Januari 2012)</p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-34917551297410311932012-01-23T23:18:00.006+07:002012-01-24T00:16:02.635+07:00Dalam Sketsamu<p style="text-align: justify;">Oleh: Fariha Ilyas</p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"><span class=""><img style="width: 361px; height: 266px;" class="photo_img img" src="http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/406704_358958160786636_100000173655218_1647797_1585158611_n.jpg" alt="" /><span class="caption"><br /></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span class=""><span class="caption">Sketch by: Anonymous</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span class=""><span class="caption"><br /></span></span></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Merinding aku</p><p style="text-align: justify;">Membuka lembar-lembar lama</p><p style="text-align: justify;">Dari atas rak bukumu</p><p style="text-align: justify;">Yang kau tinggal pergi berkelana</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Bergetar aku</p><p style="text-align: justify;">Dan malu menemukan aku yang selalu ragu</p><p style="text-align: justify;">Menjalani hidup</p><p style="text-align: justify;">Dengan terus saja maju mundur, selalu</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Kau berbeda</p><p style="text-align: justify;">Sketsa dengan tinta hitam yang mengatakannya</p><p style="text-align: justify;">Tak tersimpan ragu di sana</p><p style="text-align: justify;">Yang ada hanya gelora</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Lugas caramu</p><p style="text-align: justify;">Cepat, kau bertarung melawan waktu</p><p style="text-align: justify;">Kau berpacu dengan kesan yang cepat sekali berlalu</p><p style="text-align: justify;">Semuanya sempurna, dalam sketsamu</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Dalam sketsamu ada jalan hidup</p><p style="text-align: justify;">Yang kau pilih</p><p style="text-align: justify;">Yang kau tempuh senyatanya</p><p style="text-align: justify;">Dalam hidup penuh impresi</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Tak lama, tak lama</p><p style="text-align: justify;">Secepat yang kubayangkan tentang sketsa dengan tinta hitam</p><p style="text-align: justify;">Yang dengan cepatnya menohok pikirku, menghantam</p><p style="text-align: justify;">Ada yang salah, sepertinya</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Dalam caraku</p><p style="text-align: justify;">Dalam langkahku</p>Dalam pikirku<p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">Semua terjelaskan</p><p style="text-align: justify;">Dalam sketsamu</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;"> </p><p style="text-align: justify;">(Malam. Surakarta, 8 Januari 2012)</p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-85557302086167222512012-01-23T23:17:00.006+07:002012-01-24T22:33:33.129+07:00Kucing-kucing dan Melodi Malam Sepi<p>Oleh: Fariha Ilyas</p><p> </p><p> </p><p><span class=""><img style="width: 415px; height: 296px;" class="photo_img img" src="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/s720x720/395616_358968917452227_100000173655218_1647822_1984310263_n.jpg" alt="" /><span class="caption"><br /></span></span></p><p><span class=""><span class="caption">"Rainy night scene" by Zerotwospirited</span></span></p><p><span class=""><span class="caption"><br /></span></span></p><p> </p><p> </p><p>Lampu-lampu kuning dan kota yang sepi malam ini</p><p>Di gang-gang tak ada orang</p><p>Kota yang pulas dalam selimutnya yang melelapkan</p><p>Kota yang selalu kuakrabi waktu malam</p><p><br /></p><p> </p><p>Dalam langkah-langkah biasa</p><p>Sampailah aku di ujung salah satu gang</p><p>Dengan duduk bersandar pada tembok tua itu</p><p>Ia meniupkan melodi-melodi malam</p><p><br /></p><p> </p><p>Ia kawanku, kawan yang tak kukenal</p><p>Namun seringkali mengakrabiku</p><p>Dengan melodi-melodi malam sepi</p><p>Yang bicara sendiri dengan liukan nada-nadanya</p><p><br /></p><p> </p><p>Seekor kucing melintas di depanku</p><p>Entah ke mana ia akan pergi</p><p>Tak nampak lagi setelah melompat di balik pot-pot tanaman</p><p>Yang tertata di halaman sebuah rumah</p><p><br /></p><p> </p><p>Melodi-melodi malam berganti</p><p>Ia makin lama makin panjang</p><p>Makin meliuk suram</p><p>Melengkapi kuningnya kota</p><p><br /></p><p> </p><p>Kawan yang tak kukenal semakin asyik saja rupanya</p><p>Menabur nada-nada dalam sendirinya</p><p>Tak peduli aku ada atau berlalu</p><p>Ia tetap senang meniup lagu sendu</p><p><br /></p><p> </p><p>Aku melangkah berbalik arah, menuju jalan besar</p><p>Diiringi melodi malam yang lamat-lamat terdengar</p><p>Melambari langkahku dengan cerita yang tersembunyi</p><p>Yang hanya sang peniup harmonika yang mengerti</p><p><br /></p><p> </p><p>Seekor kucing melintas di depanku</p><p>Entah ke mana ia akan pergi</p><p>Ia bukan kucing yang tadi</p><p>Aku tak ingin memikirkannya lagi</p><p><br /></p><p> </p><p>Tapi seekor kucing melintas lagi</p><p>Dengan mata yang berkilat</p><p>Berjalan pelan</p><p>Entah ke mana</p><p><br /></p><p> </p><p>Lalu seekor lagi melintas</p><p>Seekor lagi</p><p>Seekor lagi</p><p>Banyak sekali</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>Apakah ini mimpi?</p><p>Ke mana kucing-kucing itu pergi?</p><p>Di malam dingin dan sepi begini</p><p>Bagiku yang sok tahu tentang pikiran kucing</p><p>Lebih baik tidur mendengkur hingga pagi</p><p><br /></p><p> </p><p>Tapi kucing-kucing juga punya agenda sendiri</p><p>Sepertiku juga barangkali</p><p>Yang selalu senang menyusuri malam</p><p>Yang membius kota setelah hujan</p><p><br /></p><p> </p><p>Barangkali kucing-kucing itu</p><p>Sedang membuat pesta</p><p>Atau semacam pertemuan penting</p><p>Yang membahas soal-soal hidup mereka</p><p><br /></p><p> </p><p>Ah, aku hanya berhayal tentang kucing-kucing kota</p><p><br /></p><p> </p><p>Melodi malam semakin lirih</p><p>Walau masih mengiris perih</p><p><br /></p><p> </p><p>Kucing-kucing kota</p><p>Lampu kuning</p><p>Aku</p><p>Kawan yang tak kukenal</p><p>Harmonika</p><p>Nada-nada</p><p>Aku terbius selimut malam</p><p>Di kota sepi</p><p>Setelah hujan</p><p>Kesadaranku tinggal separuh</p><p>Selebihnya</p><p>Hanya hayal</p><p>Membangun kenyataan yang tak utuh</p><p><br /></p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p> </p><p>(Malam. Surakarta, 8 Januari 2012)</p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-23312684184480324542012-01-23T23:17:00.004+07:002012-01-24T00:21:35.461+07:00Resahku dalam Kereta<p>Oleh: Fariha Ilyas</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>Kita bisa pergi sekarang!</p><p>Katamu sambil melempar buku</p><p>Dan mulailah kau berkemas</p><p>Tasmu kau penuhi dengan baju-baju</p><p><br /></p><p> </p><p>Aku hanya bisa mengekor dibelakangmu</p><p>Dengan ragu-ragu</p><p>Bahkan raguku tak sedikitpun berkurang</p><p>Saat kau membeli tiket kereta</p><p><br /></p><p> </p><p>Kau duduk di dengan tenang</p><p>Mengepulkan asap rokok</p><p>Yang telah berkali-kali keluar dari kotaknya</p><p>Kereta belum saatnya tiba</p><p><br /></p><p> </p><p>Aku memandangi tubuhmu yang kurus</p><p>Rambutmu yang mulai panjang tak rapi</p><p>Tapi segaris tarikan otot wajahmu menyiratkan api</p><p>Aku tak selalu mengerti, api apakah itu</p><p><br /></p><p> </p><p>Kereta tiba</p><p>Kau langsung duduk di sisi dekat jendela</p><p>Aku bersandar di bahumu</p><p>Melihat rumah-rumah yang berdesak di kota</p><p>Dan sawah yang luas di desa-desa</p><p><br /></p><p> </p><p>Indahnya perjalanan ini, sebenarnya</p><p>Namun aku sedikit bimbang, juga sebenarnya</p><p>Sudah terlalu lama kita pergi tanpa tujuan</p><p>Walau kau nampak tegas saat membeli tiket tadi</p><p><br /></p><p> </p><p>Di sana, katamu, akan ada kejutan untuk kita</p><p>Di sana, katamu, selalu ada sambutan hangat untuk kita</p><p>Namun aku masih bimbang, terlalu sering ucapmu begitu</p><p>Dan tak selalu tenangkan hatiku yang meragu</p><p><br /></p><p> </p><p>Kau tertidur, dalam deru kereta</p><p>Malam sudah pekat, sepekat segelas plastik kopi</p><p>Yang mulai dingin di genggamanku</p><p>Aku menatap wajahmu</p><p><br /></p><p> </p><p>Tak ada lagi api di sana</p><p><br /></p><p> </p><p>Sayang, aku selau suka melihatmu tertidur</p><p>Kau pasti sedang dalam dunia yang tak menyakitkan</p><p>Kalaupun kau terjebak di sana, itu hanya mimpi yang semu dan kabur</p><p>Di sinilah mimpimu yang sebenarnya, dalam kenyataan</p><p><br /></p><p> </p><p>Mimpi itu menjadi gemuruh di kepalamu</p><p>Layaknya deru mesin kereta yang membawa kita</p><p>Sayang, mimpi itu kadang perlu kau lupakan</p><p>Seperti kau melempar buku sebelum kita berangkat tadi</p><p><br /></p><p> </p><p>Lempar saja, tinggalkan mimpi-mimpi itu</p><p>Dan tidurlah seperti sekarang</p><p>Aku ingin kau selalu tertidur</p><p>Dalam lupa, dalam hilang, dalam deru kereta yang tak ada artinya</p><p><br /></p><p> </p><p>Malam habis, kereta masih menderu</p><p>Aku terjaga semalaman, di sampingmu</p><p>Fajar menggeliat dalam warnanya yang memikat</p><p>Aku lega, tak lama lagi kita tiba</p><p><br /></p><p> </p><p>Kota kecil yang unik, katamu</p><p>Ah, kau selalu bisa merayuku</p><p>Sedang aku tetap bimbang dan ragu, kau tahu?</p><p>Aku selalu bertanya: sebenarnya ke mana aku hendak kau bawa?</p><p><br /></p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p> </p><p>(Setelah maghrib. Surakarta, 8 Januari 2012)</p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-36516921281106800872012-01-23T23:16:00.001+07:002012-01-24T00:22:48.861+07:00Menyanyilah, Adikku!<p>Oleh: Fariha Ilyas</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>Menyanyilah adikku!</p><p>Nyanyikan lagu kebangsaanmu</p><p>Dengan lantang, dengan tanpa ragu</p><p>Bakarlah jiwamu dengan tekat</p><p>Agar kelak bangsamu benar-benar bermartabat</p><p><br /></p><p> </p><p>Menyanyilah, adikku!</p><p>Kala mendaras rumus matematika</p><p>Kala membaca sejarah bangsamu yang panjang</p><p>Kala bergulat dengan waktu yang lama</p><p>Belajar, belajar, demi kebodohan yang mesti hilang</p><p><br /></p><p> </p><p>Menyanyilah, adikku!</p><p>Dengan riang</p><p>Sepulang sekolah, kala siang</p><p>Melompat-lompatlah, sambil berjalan</p><p>Hidupkan canda dengan lirik jenaka</p><p><br /></p><p> </p><p>Menyanyilah, adikku!</p><p>Sambil menenteng sepasang sepatumu</p><p>Karena air menggenang di jalanan</p><p>Karena hujan tak pernah liburan</p><p>Karena kau memang harus selalu bernyanyi</p><p><br /></p><p> </p><p>Menyayilah, adikku!</p><p>Saat kau gagal, dan tak lulus ujian sekolah</p><p>Karena bukan berarti kau kalah</p><p>Dan jangan semua itu membuatmu lelah</p><p>Apalagi menunjuk dirimu sendiri dengan sebutan “lemah”</p><p><br /></p><p> </p><p>Menyanyilah, adikku!</p><p>Karena kau memang harus selalu menyanyi</p><p>Kakakmu orang dewasa telah kehabisan nada</p><p>Kakakmu lebih sering peka terhadap luka hidup</p><p>Hingga perasaan keindahan kakakmu tertutup</p><p><br /></p><p> </p><p>Menyanyilah, adikku!</p><p>Jangan hiraukan kakakmu, orang dewasa</p><p>Kakakmu hanyalah manusia dosa</p><p>Menyanyilah, dengan memuji semesta, dalam dukamu!</p><p>Karena kau memang harus menyanyi</p><p><br /></p><p> </p><p>Sedang kakakmu membentak dan meneriaki dunianya</p><p>Dengan amarah dan kalimat-kalimat manusia murka</p><p>Menyanyilah! karena dengan menyanyi kau selalu ada</p><p>Untukku, kakakmu</p><p><br /></p><p> </p><p>Menyanyilah! karena nyanyianmu membasuh luka-luka</p><p>Lukaku, luka sanak saudara kita, luka bangsa</p><p><br /></p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p> </p><p>(Petang hari. Surakarta, 8 Januari 2012)</p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-77438760014870943302012-01-23T23:15:00.004+07:002012-01-24T00:25:11.791+07:00Tarian Kita<p>Oleh: Fariha Ilyas</p><p><br /></p><p> </p><p>Di panggung ini, di panggung yang tak gemerlap ini</p><p>Kita pernah mencoba menari</p><p>Kakiku, kakimu, tanganku, tanganmu</p><p>Tubuhku, tubuhmu, lekat satu</p><p><br /></p><p> </p><p>Kita mondar-mandir keliling panggung</p><p>Dalam indahnya gerakan kaki menghentak</p><p>Dan kedua tangan kita yang gemulai</p><p>Yang diam-diam menunjuk hidung sang ilahi</p><p><br /></p><p> </p><p>Tahukah mereka, bahwa kita tak hanya sedang menari?</p><p>Kita tak hanya sedang mempertontonkan keindahan gerak</p><p>Tahukan mereka bahwa kita sedang mengirim isyarat?</p><p>Kita berkoar, berteriak, tentang padunya hati kita</p><p><br /></p><p> </p><p>Mereka, penonton itu, hanya suka</p><p>Pada gerak gemulai kita</p><p>Tak ada yang mengerti kenapa</p><p>Kita terus saja menari</p><p>Setelah jauh mereka pergi</p><p><br /></p><p> </p><p>Panggung sepi, hanya tinggal kita berdua</p><p>Kelelahan, nyaris roboh</p><p><br /></p><p> </p><p>Aku memelukmu, memegang tanganmu</p><p>Kugerakkan pelan</p><p><br /></p><p> </p><p>Tanganmu lemas</p><p>Tapi di tengah segalanya</p><p>Di titik terendah, tersunyi itu</p><p>Kita tetap menari</p><p><br /></p><p> </p><p>Lemas, lemah, tak ada hentak-hentak</p><p>Tak ada lagi musik pengiring</p><p>Tak ada lagi apa-apa</p><p>Tak juga kita</p><p><br /></p><p> </p><p>Hanya tarian</p><p>Pelan</p><p><br /></p><p> </p><p>Jauh di keramaian sana</p><p>Riuh rendah orang bicara</p><p>Jelas, bukan tentang kita</p><p><br /></p><p> </p><p>Atau</p><p>Tarian</p><p> </p><p>Atau</p><p>Kita yang tak ada</p><p><br /></p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>(Dini hari. Surakarta 6 Januari 2012)</p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6320421616696125844.post-34804653058045712162012-01-23T23:15:00.003+07:002012-01-24T00:23:44.821+07:00Sore Ini<p>Oleh: Fariha Ilyas</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p> </p><p>Di emperan toko tutup</p><p>Dengan kain di wajah terkerukup</p><p>Ia tidur, entah bermimpi atau tidak</p><p>Tak hirau pada ramai kota yang terus berdetak</p><p>Sore ini</p><p><br /></p><p> </p><p>Pandanganku jatuh pada luka menganga</p><p>Di kaki kanannya yang tak terbaringkan</p><p>Entah berapa bakteri di sana</p><p>Tak ada daya di kepalaku untuk mengira, membayangkan</p><p>Sore ini</p><p><br /></p><p> </p><p>Gerimis masih betah-betah saja</p><p>Dan ia sama sekali tak berbahaya, untukku</p><p>Tapi badai datang mengguncang nalar dan jiwa</p><p>Merobohkan segala klaim atas kewarasanku</p><p>Sore ini</p><p><br /></p><p> </p><p>Mengapa ada jarak yang demikian lebar</p><p>Antara indera, nurani, dan nalar</p><p>Di jarak itu penuh ketakutan menipu</p><p>Yang menindas habis kesadaran atas kewajibanku</p><p>Sore ini</p><p><br /></p><p> </p><p>Dalam diri yang rumit inilah kutemukan banyak masalah</p><p>Sebuah pergulatan elegan nan tolol</p><p>Antara keinginanku dengan kehendak Allah</p><p>Aku berlalu dengan hati dongkol</p><p>Sore ini</p><p><br /></p><p> </p><p>Di atas motorku yang melaju pelan</p><p>Bayang-bayang luka itu tetap saja enggan</p><p>Luka itu tak di kakiknya, bukan</p><p>Luka itu ada, selalu ada dalam ingatan</p><p>Sore ini</p><p><br /></p><p> </p><p>Esok</p><p> </p><p>Lusa</p><p> </p><p>Selamanya</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>Luka itu lukaku</p><p>Luka itu bodohku</p><p>Luka itu ketakwarasanku</p><p>Luka itu semenjijikkan sikapku</p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>Pada yang tidur</p><p>Dengan luka menganga</p><p>Di kaki kanannya</p><p>Sore ini</p><p><br /></p><p><br /></p><p> </p><p> </p><p>(Sore gerimis. Surakarta, 6 Januari 2012)</p>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14212629126921664150noreply@blogger.com0